Nelayan Tambak Lorok Semarang/Net
Nelayan Tambak Lorok Semarang/Net
IMBAUAN pemerintah kepada nelayan agar menggunakan alat tangkap ramah lingkungan terus diembuskan, ada yang sudah mengingutinya adapula yang masih tetap bertahan dengan pendiriannya. Sejatinya mereka yang masih bertahan bukan tanpa alasan, mereka masih memiliki keraguan ketika berpindah ke lain alat tangkap. Akankah dengan bergantinya alat tangkap, keberlangsungan hidup mereka akan terjamin?
Keraguan ini biasanya dirasakan oleh kalangan nelayan kecil pantura, cara kerja mereka yang menuntut bahwa penghasilan hari ini selain untuk memenuhi kebutuhan hari ini atau besok, juga merupakan modal untuk esok hari melaut atau malah untuk membayar utang bahan bakar atau kebutuhan melaut hari ini kepada bakul. Jika merugi, maka terpaksa melakukan peminjaman lagi dan biasanya terlunasi ketika musim panen atau menjual beberapa barang-barang di rumah.
Nelayan-nelayan ini biasanya melaut rata-rata 8 jam/hari, hari Jumat biasanya mereka libur. Lingkup wilayah operasi penangkapan mereka pun sangat terbatas, perahu yang mereka miliki di bawah 10 GT, bahkan di Tambak Lorok Semarang kebanyakan di bawah 5 GT. Alhasil nelayan Tambak Lorok beroperasi tidak jauh dari pinggiran pantai, meskipun kadang karena kelangkaan ikan mereka memaksakan diri beroperasi hingga wilayah Kendal.
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
UPDATE
Senin, 22 Desember 2025 | 08:06
Senin, 22 Desember 2025 | 08:00
Senin, 22 Desember 2025 | 07:45
Senin, 22 Desember 2025 | 07:24
Senin, 22 Desember 2025 | 07:15
Senin, 22 Desember 2025 | 07:10
Senin, 22 Desember 2025 | 07:00
Senin, 22 Desember 2025 | 06:56
Senin, 22 Desember 2025 | 06:30
Senin, 22 Desember 2025 | 05:59