Berita

Peternakan ayam/Net

Nusantara

Harus Ada Data Akurat Untuk Atasi Masalah Harga Ayam Murah

RABU, 26 JUNI 2019 | 02:39 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

RMOL Harga ayam yang murah di tingkat peternak dikeluhkan para pengusaha peternakan. Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Singgih Januratmoko bahkan mendesak pemerintah untuk segera bertindak lebih konkret mengatasi masalah tersebut.

Singgih menguraikan bahwa masalah ini dipicu karena ada kelebihan stok. Menurutnya harga ayam di beberapa sentra sempat menyentuh harga Rp 8 ribu per kg, padahal biaya produksi yang dibutuhkan mencapai Rp 18.500 per kg. Sementara harga juag ayam di tingkat konsumen tetap tinggi yakni berkisar Rp 35 ribu per kg.

"Masyarakat sebagai konsumen akhirnya juga ikut dirugikan karena membeli dengan harga tinggi," tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (25/6).

Singgih mendesak pemerintag untuk mengeluarkan kebijakan yang bisa secara nyata menyelesaikan masalah ini. Dia mengingatkan bahwa kebijakan di hilir itu tidak akan berjalan, jika kondisi dan kebijakan di hulu tidak dibenahi secara serius.

Hal ini mengacu pada instruksi dari kementerian terkait untuk memangkas jumlah anak ayam (day old chicken/DOC) selama periode 24 Juni hingga 23 Juli mendatang. Dalam hal ini, pelaku usaha diminta menarik 30 persen telur yang siap menetas.

"Semestinya ada peraturan menteri yang mendasari kebijakan itu supaya lebih efektif. Kalau seperti ini cuma memberi harapan palsu saja," sambungnya.

Sementara itu, pakar peternakan dari UGM, Bambang Suwignyo menilai data riil dan akurat mengenai pasokan dan permintaan ayam menjadi pangkal dari masalah ini.

Menurutnya, selama belum ada formulasi hitungan fix soal pasokan dan permintaan ayam, dan juga data DOC, maka masalah ini akan terus muncul.

“Sekarang jumlah ayam yang terjual setiap hari berapa? Data DOC berapa? Semua masih simpangsiur. Lalu kalau kita bicara bisnis ayam saling berkaitan dengan perusahaan-perusahaan besar, bukan hanya peternak kecil,” ujarnya.

Jika data sudah akurat, kata Bambang, maka masalah ini bisa diatasi mulai di hulu oleh kementerian terkait.

“Misal ini terkait pakan ayam, dan juga DOC, sehingga tidak berlebihan dan tidak kurang,” jelasnya.

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Paspampres Buka Suara soal Marhan Harahap Meninggal saat akan Salat Jumat

Rabu, 20 Maret 2024 | 10:50

UPDATE

Penjualan Melorot, Laba Bersih AMMN Nyungsep 79,9 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:55

Korban Tewas Akibat Serangan Moskow Meningkat Hingga 143 Orang

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:39

Genjot Jumlah Wisman, Kemenparekraf Dorong Pengembangan Desa-desa Wisata

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:19

Pengamat: Prabowo Tidak Perlu Didesak Mundur

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:11

Rusia Ragu ISIS Pelaku Serangan Moskow, Kembali Sudutkan Ukraina

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:05

Golkar Terancam Jadi Partai Keluarga Bila Dipimpin Jokowi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:00

Astronom Kerajaan Inggris Sarankan Pengiriman Robot ke Ruang Angkasa

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:57

Rapat Paripurna ke-14, 272 Anggota DPR Bolos

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:38

Genjot Wisman Jepang, Kemenparekraf Gandeng Garuda Indonesia

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:35

Kepala Intelijen Rusia Lakukan Kunjungan ke Korea Utara

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:29

Selengkapnya