Berita

Said Didu/Net

Hukum

Cerita Said Didu Tentang Situasi Dan Tantangan Saat Bersaksi Di MK

KAMIS, 20 JUNI 2019 | 14:10 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) M. Said Didu menjadi saksi fakta dari tim hukum pasangan calon (Paslon) nomor urut 02 Prabowo-Sandi di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta, Rabu malam (19/6).

Dalam kesaksiannya, Said Didu berpendapat bahwa Cawapres nomor urut 01 Maruf Amin adalah pejabat BUMN. Hal itu disebutkannya setelah ramai soal jabatan Maruf di Bank Syariah Mandiri (BSM) dan BNI Syariah sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Said Didu bercerita sekelumit situasi dan tantangan sebagai saksi penggugat di MK. Pertama, dibutuhkan orang bernyali kuat untuk menjadi saksi di MK dengan posisi sebagai saksi yang berhadapan dengan penguasa.

"Dan alhamdulillah masih ada yang bersedia dengan resiko dan pengibaran yang tinggi," kata dia seperti dalam keterangan tertulis, Kamis (20/6).

Selanjutnya, saksi paslon 02 ibarat harus berjuang sendiri dalam banyak hal. Bahkan menuju gedung MK pun harus dengan perjuangan karena jalan diblokir sebagian hanya bisa berjalan kaki dan cukup jauh.

"Semua komunikasi harus diputus. Ketika masuk diperiksa sampai steril, HP wajib dititipkan dan saksi diwajibkan masuk ruang isolasi," ujar Said Didu.

Sebanyak 17 orang saksi dikumpulkan di ruangan yang sangat sempit, normalnya hanya bisa menampung 8 orang, dengan penjagaan yang sangat ketat. Jika sidang diskror dan tim hukum bergabung, maka ruangan tersebut diisi sekitar 25 orang.

"Bernapas pun terasa kurang udara. Mohon maaf, kondisi bagaikan tahanan yang penuh dosa dan jahat," sebut Said Didu.

Bahkan, lanjut dia, di dalam ruangan pun kadang "pengawas" masuk menjaga. Mereka semua "dijaga" bahkan ke toilet pun "didampingi". Pendampingan seperti ini pernah dia rasakan saat transit di San Fransisco AS menuju kolumbia karena tidak punya visa AS, maka selalu didampingi selama di bandara.

"Para saksi menunggu giliran sejak pagi.  Alhamdulillahirrabbil'alamiin para saksi di saat menunggu giliran mereka dzikir, ngaji Alquran, banyak saksi yang membawa Alquran," tutur Said Didu.

Latar belakang para saksi betul-betul membuat Said Didu terharu. Ada mahasiswa dari Semarang yang besoknya harus ujian skripsi dan sedang sakit. Semua memberikan semangat bahwa Allah SWT akan memberikan pertolongan, bahkan gantian memijit. Usai menjadi saksi terpaksa pulang dengan mobil (darat) karena tiket yang sudah dipesan hangus, karena tidak cocok dengan waktu saat dia bersaksi.

Ada lagi seorang ibu yang anaknya sedang kecelakaan dan infonya luka parah, tapi tidak bisa komunikasi karena semua komunikasi harus ditutup dan ibu tersebut selalu pasrah bahwa Allah SWT akan menolong dia dan anaknya. Tidak terlihat rasa gundah.

"Waktu salat adalah yang ditunggu-tunggu karena akan masuk ke ruangan yang lebih besar. Saat mau salat semua dikumpulkan lalu digiring ke tempat salat, selesai salat wajib kembali ke ruang isolasi," ungkapnya.

"Dan makanan dan minuman mencari sendiri, sementara di lokasi tidak tersedia penjual makanan," ujar Said Didu menambahkan.

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

KPK Lelang Gedung Lampung Nahdiyin Center

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:12

UPDATE

Pasca Penangkapan NW, Polda Sumut Ramai Papan Bunga

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:58

Mahfud Kutip Pernyataan Yusril Soal Mahkamah Kalkulator, Yusril: Tidak Tepat!

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:50

Namanya Diseret di Sidang MK, Jokowi Irit Bicara

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:43

Serukan Penegakan Kedaulatan Rakyat, GPKR Gelar Aksi Damai di Gedung MK

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:39

4 Perusahaan Diduga Kuat Langgar UU dalam Operasional Pelabuhan Panjang

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:29

Rahmat Bagja Bantah Kenaikan Tukin Bawaslu Pengaruhi Netralitas di Pemilu 2024

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:21

Ketum JNK Dukung Gus Barra Maju Pilbup Mojokerto Periode 2024-2029

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:13

Serahkan LKPD 2023 ke BPK, Pemprov Sumut Target Raih WTP ke 10

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:04

Demi Kenyamanan, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Kamis, 28 Maret 2024 | 21:00

Paskah 2024, Polda Sumut Tingkatkan Pengamanan

Kamis, 28 Maret 2024 | 20:53

Selengkapnya