Berita

Rohingya/Net

Dunia

ASEAN Tidak Boleh Tutup Mata Soal Rohingya

RABU, 19 JUNI 2019 | 23:26 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mendesak ASEAN untuk memikirkan kembali pendekatan mereka terhadap krisis pengungsi Rohingya.

Desakan itu muncul jelang pertemuan para pemimpin negara-negara ASEAN di Thailand pekan ini.

Masalah Rohingya, terutama pemulangan mereka dari Bangladesh, diperkirakan akan menjadi topik utama pertemuan empat hari para pemimpin ASEAN tersebut.


Diketahui bahwa 700 ribu warga Rohingya menyeberang ke Bangladesh pada tahun 2017 setelah tindakan keras oleh militer Myanmar yang dipicu oleh serangan oleh pejuang Rohingya pada pasukan keamanan. Angka itu merupakan data resmi badan-badan PBB.

Aktivis hak asasi manusia menilai bahwa ASEAN tidak boleh terburu-buru untuk terlibat dalam repatriasi Rohingya tanpa menangani akar penyebab perpindahan mereka.

"ASEAN perlu berhenti menutup mata terhadap kekejaman Myanmar terhadap Rohingya, dan berhenti memberikan legitimasi pada proses repatriasi," kata anggota dewan anggota Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia, Eva Sundari dalam sebuah pernyataan.

Repatriasi atau pemulangan hanya akan dilakukan atas dasar sukarela, dan dengan persetujuan Myanmar serta Bangladesh.

Kelompok-kelompok HAM mengatakan kondisi di Negara Bagian Rakhine saat ini tidak kondusif bagi kembalinya pengungsi yang aman.

"ASEAN tampaknya berniat membahas masa depan Rohingya tanpa mengutuk, atau bahkan mengakui kampanye pembersihan etnis militer Myanmar melawan mereka," kata direktur Asia untuk Human Rights Watch, Brad Adams.

"Tidak masuk akal bagi para pemimpin ASEAN untuk membahas repatriasi populasi yang mengalami trauma ke tangan pasukan keamanan yang membunuh, memperkosa, dan merampok mereka," tambahnya seperti dimuat Al Jazeera.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya