Berita

Penanganan Ebola/Net

Dunia

300 Ribu Warga Angkat Kaki Dari Kongo, Penyebaran Ebola Tidak Terkendali

RABU, 19 JUNI 2019 | 07:36 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sebanyak lebih dari 300.000 orang telah melarikan diri dari kekerasan antar-etnis yang terjadi di Republik Demokratik Kongo timur laut sejak awal Juni tahun ini. Begitu data terbaru yang dirilis oleh badan bantuan Amerika Serikat awal pekan ini.

Situasi tersebut memperumit penelusuran dan perawatan pasien yang berisiko dari Ebola.

"Kekerasan di bagian timur laut Republik Demokratik Kongo dilaporkan telah mengungsikan lebih dari 300.000 sejak awal Juni," kata jurubicara agensi pengungsi Amerika Serikat Babar Baloch pada Selasa (18/6).


"Situasi di provinsi Ituri telah memburuk sejak pertengahan pekan lalu, dengan beberapa serangan yang melibatkan kelompok-kelompok Hema dan Lendu," tambahnya.

Sementara itu UNHCR khawatir bahwa eskalasi dapat melanda sebagian besar provinsi itu. Pasalnya ada laporan soal pembunuhan, penculikan dan kekerasan seksual yang dilancarkan terhadap warga sipil.

"Ketika warga Kongo melarikan diri dari kekerasan pada skala besar ini, kekhawatiran adalah bahwa lebih banyak orang akan berusaha mencari keselamatan di Uganda, melintasi Danau Albert," kata Baloch.

Epidemi Ebola di Kongo, yang menyebar ke Uganda minggu lalu, telah menyebabkan 2.168 infeksi sejak Agustus, termasuk 1.449 kematian.

Menurut jurubicara WHO Tarik Jasarevic, Ituri menyumbang sekitar 10 persen dari kasus dan kematian.

"Kami selalu mengatakan mobilitas penduduk di Kivu Utara dan Ituri adalah faktor risiko," kata Jasarevic seperti dimuat Reuters.

"Jadi setiap kali ada orang yang bergerak dalam jumlah besar, akan lebih rumit untuk melakukan pekerjaan tindak lanjut, pelacakan kontak, menindaklanjuti orang-orang yang pada dasarnya diamati setiap hari selama 21 hari," sambungnya, mengacu pada periode inkubasi Ebola.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya