Berita

Gedung KPK/Net

Politik

WP KPK Desak Pansel Serius Pantau Rekam Jejak Capim

SENIN, 17 JUNI 2019 | 15:44 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Penelusuran rekam jejak calon pimpinan KPK harus serius dilakukan oleh Panitia Seleksi (Pansel) Pimpinan KPK. Pansel diharap tidak memilih dan meloloskan calon pimpinan KPK yang mempunyai dosa masa lalu terkait tindak pidana korupsi.

Ketua Wadah Pegawai (WP) KPK, Yudi Purnomo mengingatkan bahwa dosa masa lalu pimpinan akan menghambat kinerja lembaga dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi.

"Jangan sampai nanti pimpinan KPK yang dipilih merupakan pimpinan yang punya dosa masa lalu. Sehingga tidak berani melangkah karena tersandera yang mengakibatkan takut menangkapi koruptor karena kekhawatiran akan terus diungkit-ungkit," kata Yudi dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/6).

Pansel harus menerapkan secara baik syarat pimpinan KPK sebagaimana diatur UU 30/2002 tentang KPK. Salah satunya, calon tidak pernah melakukan perbuatan tercela, yakni perbuatan yang dianggap oleh hukum sebagai kejahatan pidana dan pelanggaran etika profesi.

"Untuk itulah penelusuran rekam jejak benar-benar harus serius dilakukan pansel. Termasuk penelusuran jejak digital, wawancara mendalam, keterlibatan masyarakat, maupun kerjasama dengan lembaga negara dan instansi pemerintah. Sehingga benar-benar mendapatkan pimpinan KPK yang baik dan bersih," tegas Yudi.

Selain itu, WP KPK juga berharap mempunyai pimpinan KPK yang memiliki wawasan keilmuan mumpuni, berkualitas, dan memiliki rekam jejak yang baik.

"Pegawai KPK berharap memiliki pimpinan KPK yang secara keilmuan berkualitas dan berintegritas serta tidak ingin mempunyai pimpinan KPK yang pernah tersangkut korupsi, dan permasalahan etik," demikian Yudi.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Undip Pastikan Telusuri Dugaan Pelecehan Seksual Meski Belum Terima Laporan Korban

Jumat, 19 April 2024 | 14:03

FBI Tuding Hacker Tiongkok Siapkan Serangan Dahsyat untuk Hancurkan Amerika

Jumat, 19 April 2024 | 13:51

Masuk Bursa Cagub Jabar dari PDIP, Ono Surono: Kalau Ada Instruksi, Maju

Jumat, 19 April 2024 | 13:44

Kebakaran Ruko di Mampang Diduga Akibat Ledakan Kompresor

Jumat, 19 April 2024 | 13:27

Din Syamsuddin Ajak Massa Aksi Dukung MK Tegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Jumat, 19 April 2024 | 13:24

Saint Kitts dan Nevis Konsisten Dukung Otonomi Sahara Maroko

Jumat, 19 April 2024 | 13:15

Hingga Jumat Siang Tak Kunjung Hadir di KPK, Gus Muhdlor Mangkir?

Jumat, 19 April 2024 | 13:10

Beda dengan Erick Thohir, Airlangga Minta BUMN Tidak Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel

Jumat, 19 April 2024 | 13:00

Lion Air Group: Dua Penyelundup Narkoba Karyawan Pihak Ketiga

Jumat, 19 April 2024 | 12:55

Dukung Optimalisasi Pengawasan Pemilu, PAN-RB Tambah Formasi ASN Bawaslu

Jumat, 19 April 2024 | 12:50

Selengkapnya