Berita

Tim Hukum Prabowo-Sandi/Net

Politik

Prabowo-Sandi Susah Menang Jika Fokus Data Kualitatif

SENIN, 17 JUNI 2019 | 08:49 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Materi gugatan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) untuk Pilpres 2019 pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Mahkamah Konstitusi (MK) lebih bersifat kualitatif.

Direktur Riset Populi Center, Usep Ahyar pesimis paslon 02 memenangkan perkara jika hanya berkutat pada perspektif data-data kualitatif.

"Sementara di MK biasanya lebih banyak adu data dan itu sebenarnya udah lama diprediksi. Harusnya kalau di MK itu kalau perspektif mencari kemenangan dalam berperkara ya harusnya data-data (kuantitatif) itu kan ditunggu," ucap Usep Ahyar kepada Kantor Berita RMOL, Minggu (16/6).

Sebagai contoh kata dia, klaim kemenangan 52 persen dalam petitum yang telah dibacakan saat sidang pendahuluan, Jumat (14/6) lalu.

"52 (persen) itu dari mana, yang 62 (persen) itu darimana, mana yang dicurangi gitu? ya TPS mana? Itu kan harus sampai begitu, TPS mana? di kabupaten mana? di kecamatan mana? di desa mana? mana yang dimanipulasi? kalau ini kan enggak," paparnya.

"Jadi banyaknya memang kualitatif. Kualitatif itu ya sudah diukurnya gitu ya, karena kadang-kadang juga asumsi bahwa ada kecurangan," lanjutnya.

Ia ragu Tim Hukum Prabowo-Sandi bisa membuktikan kecurangan hasil Pilpres 2019.

"Iya saya kira agak susah, cuma kan mungkin kalau bisa dalam konteks kritik hukum positif, kritik terhadap peraturan hukum, sementara kan yang diperlukan dalam berperkara ke MK itu kan perselisihan hasil pemilu. Dan itu kan yang dicurangi mana? di TPS mana? lalu berapa di TPS ini?" Katanya.

Kemudian tuntutan pemilihan ulang dan paslon Jokowi-Maruf didiskualifikasi. Jika hanya dilatari data-data kualitatif, menurut dia, akan sulit dipenuhi.

"Kalau ini agak susah juga, iya agak susah menang, kedua juga saya kira sudah dalam konteks misalnya kalau mau pemilihan ulang juga di TPS mana? itu juga kan nggak bisa (dibuktikan)," terangnya.

Maksud dia, Tim Hukum Prabowo-Sandi semestinya lebih fokus pembuktian kecurangan Terstruktur, Sistematis, dan Massif (TSM) dengan data-data kuantitatif.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya