Berita

Ray Rangkuti/Net

Politik

Pengamat: KLB Demokrat Ditolak Karena Pengaruh SBY Masih Kuat

MINGGU, 16 JUNI 2019 | 13:34 WIB | LAPORAN:

Wacana Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang diusulkan Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD), dinilai tidak cukup menarik untuk dilakukan.

"Kalau saya lihat argumen-argumen ini gak cukup kuat untuk menarik warga demokrat melakukan adanya KLB," ungkap Pengamat Politik Ray Rangkuti, saat dihubungi Kantor Berita RMOL, Minggu (16/6).

Hal itu disebutnya lantaran, GMPPD dianggap kurang melihat situasi dan kondisi. Dimana saat Demokrat saat ini masih berduka atas meninggalnya Ani Yudhoyono, termasuk pengaruh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua umum.

"Tapi momentumnya kurang dapet, orang masih berduka, kedua pengaruh SBY masih cukup kuat, ya dengan kondisi itu tiba-tiba Anda (GMPPD) minta KLB, buktinya pendukung-pendukung SBY ya gak mau, itu maksud saya, jadi masalahnya bukan soal dasar kuat argumen atau tidak, apakah ini mendapat respon dari warga Demokrat, dugaan saya tidak, karena itu tadi, mereka terlalu cepat melakukannya, momennya kurang pas," tegasnya.

"Harus pelan-pelan, caranya mereka minta duduk, ada rapat pimpinan, untuk memutuskan apakah Demokrat keluar dari koalisi prabowo atau tidak, kira-kira begitu, nah mereka aja melakukan permintaan itu langsung KLB gitu," tandasnya.

Sebelumnya GMPPD yang tergabung dalam kader senior Partai Demokrat merilis dan menyerukan perbaikan internal menyusul hasil Pemilu serentak 2019, dengan menyelenggarakan merencanakan KLB Demokrat yang akan diselenggarakan paling lambat pada 9 September, dan juga meminta agar Demokrat konsisten dengan mendukung Prabowo-Sandiaga di Mahkamah Konstitusi (MK). Namun usulan tersebut ditolak DPD Partai Demokrat DKI Jakarta.

"Merespons wacana Kongres Luar Biasa atau KLB yang dihembuskan beberapa tokoh senior Partai Demokrat, kami berpandangan tidak ada sesuatu kegentingan yang memaksa sehingga Partai Demokrat harus melakukan KLB," ujar Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Santoso saat menggelar jumpa pers di kantornya, Jakarta Timur, Sabtu (15/6).

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya