Bendera Partai Demokrat/Net
Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat usulan senior partai yang tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) dinilai tidak tepat dibicarakan.
Alasannya, karena Partai Demokrat sedang merasakan duka mendalam atas kepergian istri Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono.
Atas alasan itu juga, Partai Demokrat DKI Jakarta enggan membicarakan wacana yang digaungkan Max Sopacua cs itu.
"Apa ya ini kan bukan sebuah kondisi yang luar biasa, apalagi sekarang ini kondisinya keluarga Cikeas, bu Ani baru meninggal. Kalau benar-benar senior membangun Demokrat dari awal, mereka tentunya harusnya prihatin dengan kondisi kekuarga pak SBY," ujar Ketua Fraksi Demokrat-PAN DPRD DKI, Taufiqurrahman saat dihubungi, Sabtu (15/6) petang.
Taufiq menegaskan bahwa Demokrat DKI masih tegak lurus dengan SBY sebagai ketua umum. Dia bahkan memastikan kepatuhan pada SBY tidak hanya ada di kader yang ada di tingkatan atas, melainkan hingga ke akar rumput.
"Syarat untuk menuju sebuah KLB itu harus ada kondisi yang sangat luar biasa oke. Lalu, dia harus diusulkan oleh jumlah minimal tertentu DPD dan DPC. Nah, sampai hari ini semua DPC dan DPD itu solid mendukung pak SBY sebagai ketum jadi tidak ada alasan," pungkas Taufiq.
GMPPD yang dimotori politikus senior Max Sopacua melayangkan kritik tajam kepada kepengurusan Demokrat saat ini. Mereka menegaskan, Demokrat saat ini harus diselamatkan agar kembali kepada fitrah dan kejayaannya.
"Untuk itu kami menetapkan momentum puncak GMPPD dengan menyiapkan, mendorong dan melaksanakan suksesnya KLB selambatnya pada 9 September 2019, mengingat telah berakhirnya Pemilu 2019 dan memasuki masa Pilkada 2020. Demi mengembalikan kejayaan Partai Demokrat di 2024, demi untuk masa depan terbaik Indonesia," tegas Max.