Berita

Demokrat/Ist

Politik

Pengamat: Tak Ada Kegentingan Yang Mengharuskan Demokrat Gelar KLB

SABTU, 15 JUNI 2019 | 00:04 WIB | LAPORAN:

Kongres Luar Biasa (KLB) yang diusulkan Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD) dinilai belum tepat dilakukan jika hanya sekadar mengevaluasi manuver dalam Pilpres 2019.

Hal itu disampaikan Pengamat dan Peneliti Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno dalam menanggapi gejolak internal partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"KLB itu meniscayakan satu hal yang genting tentang situasi partai mutakhir, seperti kasus korupsi Setya Novanto di Golkar yang perlu solusi darurat. Usul KLB Demokrat didasarkan atas kondisi apa? Kalau cuma sekadar mengevaluasi perolehan Pileg yang anjlok atau karena manuver Demokrat yang belakangan bikin rakyat bingung, tentu jawabannya bukan KLB," ungkap Adi saat dihubungi Kantor Berita RMOL, Jumat (14/6).


Adi memandang adanya usulan KLB tersebut sebagai dinamika politik internal biasa. KLB ini, kata Adi, juga menjadi tanda adanya kegelisahan elite Demokrat yang menginginkan pembenahan.

"Sepertinya sejumlah elite Demokrat yang gelisah dan menganggap perlu melakukan koreksi total terhadap kondisi Demokrat saat ini, terutama soal elektabilitas yang turun drastis. Jadi maknai usulan KLB itu sebagai bentuk kegelisahan elite Demokrat yang segera ingin berbenah," tuturnya.

Sebelumnya, GMPPD yang tergabung dalam kader senior Partai Demokrat merilis dan menyerukan perbaikan internal menyusul hasil Pemilu serentak 2019 dengan mendurung dilakukannya KLB Demokrat paling lambat 9 September.

Selain itu, mereka juga meminta kepada Demokrat untuk konsisten mendukung Prabowo-Sandiaga di MK.

"Terkait Pilpres 2019, Partai Demokrat tetap harus konsisten dan istiqomah mendukung dan berjuang secara maksimal bersama pasangan Prabowo-Sandiaga Uno dalam menempuh langkah konstitusional hingga tuntas," bunyi pernyataan yang ditandatangani Max Sopacua, Ahmad Mubarok, dan Ahmad Yahya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya