Berita

Arteria Dahlan/Net

Politik

PDIP Dukung Jokowi Tanpa Syarat, Dikasih Bukan Menteri Elektoral Ya Terima

KAMIS, 13 JUNI 2019 | 17:51 WIB | LAPORAN:

PDI Perjuangan tak pernah meminta jabatan menteri dalam kabinet Jokowi-JK. Bahkan ketika ditunjuk kadernya, bukan justru kursi menteri yang bersifat elektoral.
Begitu dikatakan politisi muda PDIP, Arteria Dahlan saat dihubungi Kantor Berita RMOL, Kamis (13/6), menanggapi penolakan capres 01, Jokowi terhadap istilah bagi-bagi jatah kursi menteri untuk partai politik pendukungnya.

"Memang koalisi kami itu terbentuk bukan dalam identik melakukan politik dagang sapi, bukan politik transaksional. Ini hanya kesamaan ideologis, ide, gagasan bagaimana membangun Indonesia dan kabinet ini bisa lebih efektif lagi ke depan," jelasnya.


Arteria mengatakan, PDIP sudah terbukti mendukung Jokowi tanpa syarat apapun.

"Jadi memang di antara kita tidak ada janji-janji bagi menteri dan tidak ada yang berharap dapat menteri. Nggak ada, apalagi PDI Perjuangan udah proven, provennya kenapa? kemarin kan kita punya menang Pemilu tapi kita enggak minta jatah menteri. bahkan menteri yang dikasih juga bukan menteri elektoral," tegasnya.

"Kalau menteri elektoral kayak menteri yang bisa bagi-bagi sembako, bagi-bagi macem-macem, ini kan kita enggak, dapat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusian (Kemkumham) ya diterima," tutur Arteria lebih lanjut.

Menurut dia, jika ada partai koalisi meminta jatah menteri sebetulnya bukan hal serius untuk disikapi.

"Saya pikir semua mitra koalisi punya kesepahaman yang sama terkait dengan misalnya letupan di luar minta lima menteri itu kan hanya dialektika aja, tapi nggak serius," terangnya.

Arteria menegaskan bahwa PDIP merupakan partai yang taat asas, dan Jokowi adalah kepala negara sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi pemerintahan berdasarkan UU.

PDIP mempercayakan sepenuhnya kepada Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif akan menciptakan poster kabinet yang ideal.

"Itu orang (Jokowi) pinter loh, dia nggak hanya pinter, dia mau mendengar dan pengamat yang baik. Artinya dengan modal yang dia punya itu sudah pinter, pengamat yang baik dan pendengar yang baik pastinya bisa mengambil kebijakan yang tepat. Jadi kita serahkan sebagai hak prerogatifnya beliau untuk menentukan terutama postur kabinet," ujar anggota Komisi III DPR ini.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya