Berita

Aksi unjuk rasa di Hong Kong/Reuters

Dunia

Peluru Karet Dan Gas Air Mata Warnai Unjuk Rasa Tolak RUU Ekstradisi Hong Kong

KAMIS, 13 JUNI 2019 | 00:48 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Aksi unjuk rasa menentang RUU ekstradisi di Hong Kong berlangsung ricuh pada hari Rabu (12/6). Aksi yang digelar sejak pagi hingga malam itu diwarnai dengan kekerasan antara polisi dan pengunjuk rasa.

Polisi berusaha untuk menghentikan pengunjuk rasa yang menyerbu parlemen kota. Sementara itu, puluhan ribu orang memblokir jalan utama di Hong Kong.

Demi membubarkan kerumunan massa, polisi menggunakan peluru karet, gas air mata, semprotan merica, dan pentungan.


Kepala polisi kota mengatakan protes itu tidak ubahnya seperti situasi kerusuhan. Polisi pun memperingatkan masyarakat untuk menghindari daerah pusat kota untuk mencegah hal lebih buruk terjadi.

Bentrokan pecah setelah jam 3 sore, yang merupakan batas waktu yang diberikan pemrotes bagi pemerintah untuk membatalkan RUU yang kontroversial itu.

Barisan polisi anti huru hara dengan cepat kalah jumlah oleh pengunjuk rasa yang berkumpul di pusat kota menjelang debat terjadwal di legislatif kota.

Setelah batas waktu berakhir, para pengunjuk rasa masuk ke halaman depan kantor parlemen. Banyak di antara mereka yang melemparkan batu atau batang logam ke polisi anti huru hara.

Polisi memukul balik pengunjuk rasa. Mula-mula dengan pentungan dan semprotan merica. Namun kemudian polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata.

Kepala polisi Hong Kong Stephen Lo membela langkah para perwiranya. Dia mengatakan mereka telah menahan diri sampai ada "mafia" mencoba menyerbu parlemen.

"Para pemrotes yang kejam ini terus menyerang di garis pertahanan kami, dan menggunakan senjata yang sangat berbahaya, termasuk melemparkan barikade logam pada kami dan melemparkan batu bata," katanya, seperti dimuat Channel News Asia.

Kekerasan kemudian mereda pada malam hari di bawah hujan ringan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya