Berita

Sjamsul Nursalim/Net

Hukum

Mengintip Harta Sjamsul Nursalim Yang Sudah Tersangka Megaskandal BLBI

SELASA, 11 JUNI 2019 | 12:24 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Sjamsul Nursalim dan istrinya, Itjih  sebagai tersangka dalam kasus dugaan skandal pemenuhan kewajiban obligor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Skandal BLBI dilatarbelakangi krisis moneter Indonesia pada tahun 1997-1998.

Sejumlah bank memiliki saldo negatif akhirnya mengajukan permohonan likuiditas kepada BI saat itu, namun akhirnya disalahgunakan.


Total dana yang dikucurkan mencapai Rp144,53 triliun untuk sedikitnya 48 bank. Pada Januari 1998, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dibentuk untuk menagih kewajiban para obligor.

BDNI yang dimiliki oleh Sjamsul Nursalim memiliki utang Rp 28,40 triliun dan hanya mengembalikan Rp 4,93 triliun.

Sekitar 82,64 persen dana negara belum dikembalikan oleh bank tersebut, namun pemerintah sudah memberikan Surat Keterangan Lunas (SKL).

"Aset senilai Rp 4,8 triliun ini dipresentasikan SJN seolah-olah sebagai piutang lancar dan tidak bermasalah," kata Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif di Jakarta, Senin (10/6).

Namun, setelah dilakukan Financial Due Dilligence (FDD) dan Legal Due Dilligence (LDD) disimpulkan bahwa aset tersebut tergolong macet sehingga dipandang terjadi misrepresentasi.

Atas hasil FDD dan LDD tersebut, BPPN kemudian mengirimkan surat yang intinya meminta pergantian kerugian yang diderita BPPN tersebut, namun Sjamsul Nursalim menolak.

Selanjutnya pada Oktober 2003, agar rencana penghapusan piutang petambak Dipasena bisa berjalan, maka dilakukan rapat antara BPPN dan pihak Sjamsul Nursalim yang diwakilkan istrinya, Itjih serta pihak lain. Pada rapat tersebut, Itjih menyampaikan suaminya tidak melakukan misrepresentasi.

Kemudian pada Februari 2004, dilakukan rapat kabinet terbatas yang intinya BPPN melaporkan dan meminta pada Presiden Megawati Soekarnoputri ketika itu, agar terhadap sisa utang petani tambak dilakukan write off atau dihapusbukukan. Namun tidak melaporkan kondisi misrepresentasi dari Sjamsul Nursalim.

Ratas tersebut tidak memberikan keputusan atau tidak ada persetujuan terhadap usulan write off dari BPPN.

Setelah melalui beberapa proses, meskipun ratas tidak memberikan persetujuan namun pada 12 April 2004, Kepala BPPN, Syafruddin Arsyad Temenggung dan ITN menandatangani akta perjanjian penyelesaian akhir yang pada pokoknya berisikan pemegang saham telah menyelesaikan seluruh kewajiban sesuai dengan yang diatur pada master settlement and acquisition agreement (MSAA).

Pada 26 April 2004, Syafruddin Arsyad Temenggung menandatangani surat perihal pemenuhan kewajiban pemegang saham kepada Sjamsul Nursalim. Hal ini mengakibatkan hak tagih atas utang petambah Dipesena menjadi hilang atau hapus.

Selanjutnya pada 30 April 2004, BPPN menyerahkan pertanggungjawaban aset kepada kementerian Keuangan yang berisikan hak tagih hutang petambak PT DCD dan PT WM yang kemudian oleh Dirjen Anggaran Kemenkeu diserahkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PT PPA).

Pada 24 Mei 2007, PT PPA melakukan penjualan hak tagih hutang petambak plasma senilai Rp 220 miliar padahal nilai kewajiban SIN yang seharusnya diterima negara adalah Rp 4,8 triliun.

"Sehingga atas kejadian ini, diduga kerugian keuangan negara adalah Rp 4,58 triliun," ujarnya.

KPK berencana menyita sejumlah aset milik Sjamsul beserta istrinya menyusul penetapan status tersangka mereka berdua.

Nama Sjamsul masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada 2018. Kekayaannya senilai 810 juta dolar AS atau setara Rp 11,34 triliun berupa aset di beberapa sektor.

Bisnisnya menggurita di sektor properti, batu bara, dan ritel. Salah satu perusahaan putra penjual karet berusia 78 tahun ini adalah perusahaan terbuka, PT Gajah Tunggal Group dengan penjualan 30 persen ban di Afrika, Asia Tenggara dan Timur Tengah.

Dalam persidangan kasus BLBI yang digelar pada Juli 2018, Gajah Tunggal Group beserta anak usahanya menjadi salah satu aset milik Sjamsul yang menjadi jaminan untuk membayar utang BLBI.

Gajah Tunggal memiliki beberapa anak usaha, di antaranya PT Softex Indonesia, PT Filamendo Sakit, dan PT Dipasena Citra Darmadja.

Tak hanya Gajah Tunggal, menurut Forbes, Sjamsul Nursalim juga memiliki saham di Mitra Adiperkasa Iperkasa, yang mengoperasikan Zara, Topshop, Steve Madden dan merek lain di Indonesia.

Sebanyak 25 persen saham produsen poliester ini dimiliki Gajah Tunggal dan 10,42 persen dimiliki PT Satya Mulia Gema Gemilang.

PT Satya Mulia Gema Gemilang menguasai saham mayoritas Mitra Adiperkasa, usaha yang menaungi bisnis ritel seperti SOGO, Zara, Sport Station, Starbucks, Kinokuniya, SEIBU, hingga Burger King.

Dia juga memiliki satu unit pabrik SBR atau pabrik yang memproduksi polimer sintetik yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan karet. Lokasinya ada di Merak, Banten.

Sedangkan di bidang properti, Sjamsul memiliki saham di Tuan Sing dan Gul Teek, Habitat Properties, perusahaan real estate di Singapura.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya