Berita

Andi Arief/Net

Politik

Demokrat: Pengkhianat Dalam Koalisi Adalah Penggerak Premanisme

SELASA, 11 JUNI 2019 | 09:55 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Posisi Partai Demokrat yang tidak mendukung aksi jalanan dan premanisme dalam menuntaskan sengketa pilpres dinilai sudah tepat.

Apalagi, kata kader Partai Demokrat Andi Arief jika menilik dari laporan dari Majalah Tempo yang mengungkap dugaan kerusuhan 21 dan 22 Mei terjadi karena digerakkan oleh mantan anggota Tim Mawar yang berhimpun di relawan Prabowo-Sandi.

Dalam laporan berjudul “Tim Mawar dan Rusuh Sarinah” yang terbit pada Senin (10/6) lalu itu, Ketua Baladhika Indonesia Jaya, Dahlia Zein disebut sempat memberikan perintah kepada anak buahnya yang ikut aksi di depan Bawaslu agar membuat benturan dengan aparat keamanan.


Disebutkan juga bahwa Dahlia Zein kerap berkomunikasi dengan Fauka, anak buah Prabowo di Kopassus dan anggota Tim Mawar tahun 1998. Komunikasi yang terjalin seputar kerusuhan di Bawaslu pada 21 dan 22 Mei lalu.

“Jika laporan Majalah Tempo benar maka langkah Partai Demokrat sudah tepat. Bukan menolak people power, tapi tidak ingin terlibat Premanisme,” teranganya dalam akun Twitter pribadi, Selasa (11/6).

Andi kemudian menerangkan bahwa pengkhianat sesungguhnya dalam Koalisi Adil Makmur bukan Demokrat, melainkan pihak-pihak yang menggerakkan premanisme.

Atas alasan itu, Demokrat berkeinginan agar hubungan Prabowo-Sandi dengan pihak-pihak yang ingin memanfaatkan momentum premanisme diputus.

“Biarlah people power terus mencari upaya damainya, biarlah premanisme berhadapan dengan penegak hukum, dan diisolasi dari perjuangan politik,” ujarnya.

Dia mengajak semua pihak untuk memberantas premanisme jalanan selama proses sengketa pilpres berjalan di Mahkamah Konstitusi (MK). Hanya dengan begitu, sambungnya, MK bisa memutus dengan adil dan jalan rekonsiliasi sesudahnya tidak direcoki.

Andi mengingatkan bahwa di dunia ini tidak pernah ada kekuatan politik yang kalah pemilu bisa membalikkan keadaan dengan membuat kerusuhan.

“Filipina 1986 bukan karena semata pemilunya, namun puncak people power belasan tahun lamanya,” tegasnya.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya