Berita

Bendera Arab Saudi/Net

Dunia

Amnesty International Desak Arab Saudi Tidak Hukum Mati Tahanan Remaja Ini

SABTU, 08 JUNI 2019 | 23:54 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Amnesty International mendesak Arab Saudi untuk mengesampingkan hukuman mati bagi seorang anak remaja yang ditangkap lima tahun lalu.

Menurut Amnesty, remaja itu bernama Murtaja Qureiris. Lima tahun lalu, saat berusia 13 tahun, dia ditangkap karena mengambil bagian dalam protes terhadap pemerintah. Dia ditahan sejak saat itu.

Qureiris yang kini berusia 18 tahun, kemungkinan menghadapi eksekusi karena serangkaian pelanggaran. Beberapa pelanggaran bahkan dia lakukan saat berusia 10 tahun.


Penuntutan publik Arab Saudi meminta hukuman mati untuk Qureiris Agustus lalu karena pelanggaran yang termasuk berpartisipasi dalam protes anti-pemerintah, menghadiri pemakaman saudaranya Ali Qureiris yang tewas dalam protes pada 2011, bergabung dengan organisasi teroris, melempar Molotov koktail di kantor polisi, dan menembaki pasukan keamanan.

Dikabarkan CNN, otoritas perbatasan Saudi menahan Qureiris ketika dia bepergian dengan keluarganya ke Bahrain pada 2014.

Dalam sebuah pernyataan akhir pekan ini (Sabtu, 8/6), Amnesty mengatakan setelah penangkapannya, Qureiris dikurung di sebuah pusat tahanan remaja di kota timur Dammam dan menolak akses ke seorang pengacara sampai sidang pengadilan pertamanya pada Agustus 2018.

Amnesty menyebut, setelah penangkapannya, Qureiris ditahan di sel isolasi selama sebulan, dan menjadi sasaran pemukulan dan intimidasi selama interogasinya.

"Para interogatornya berjanji akan membebaskannya jika dia mengaku bersalah atas tuduhan itu," begitu pernyataan Amnesty seperti dimuat Al Jazeera.

Remaja itu saat ini sedang menunggu sesi persidangan berikutnya tetapi kelompok-kelompok hak asasi manusia khawatir akan hidupnya.

Meski begitu, belum ada tanggapan pihak Arab Saudi belum menanggapi laporan CNN dan seruan Amnesty International.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya