Berita

Khairul Fahmi/Net

Politik

Pengamat Nilai Penetapan Dua Purnawirawan TNI Sebagai Tersangka Makar Tergesa-gesa

SENIN, 03 JUNI 2019 | 08:29 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Aparat Kepolisian telah menangkap dua mantan Jenderal TNI, Mayjen TNI (Purn) Soenarko dan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen atas tuduhan makar. Tuduhan Polisi tersebut dinilai terlalu tergesa-gesa.

Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi mengatakan, seseorang bisa disebut melakukan perbuatan makar jika sudah melakukan sebuah tindakan.

"Kalau (makar) mungkin tidak mungkin ya, itu kan biar di pengadilan. Sebenarnya memang kalau kita bicara soal makar ini saya kira ada banyak unsur yang perlu dipenuhi kalau menyebut bahwa seseorang itu melakukan makar. Jadi jangan lupa itu soal perbuatan, rencana dengan perbuatan yang sudah terjadi, itu kan beda," ucap Khairul Fahmi kepada Kantor Berita RMOL, Minggu (2/6).

Khairul melanjutkan, tuduhan makar terhadap dua Purnawirawan Jenderal TNI tersebut dengan menggunakan senjata api ilegal dinilai terlalu tergesa-gesa disampaikan kepada publik karena kebenarannya belum pasti.

"Kita juga sudah mendengar penjelasan Pak Ryamizard (Menhan) dan lain-lain bahwa ada perbedaan pandangan di antara mereka sendiri. Bahwa ini mungkin hanya sebatas omongan kan gitu. Menimbulkan bukti-bukti bagi publik itu Pak Soenarko melakukan makar, saya melihat bahwa polri mungkin tergesa-gesa. Mungkin bukan tergesa-gesa terkait makar, tapi tergesa-gesa menyampaikan ke publik temuan-temuan terkait senjata ya, bukti-bukti yang dianggap bisa menguat," jelasnya.

Menurutnya, tuduhan makar dengan temuan senjata api ilegal merupakan sesuatu keputusan yang lemah.

"Karena kita menganggap itu lemah, saya sendiri juga belum melihat benang merah antara keberadaan senjata tersebut dengan adanya rencana makar," katanya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya