Berita

Menkominfo Rudiantara/Net

Politik

Soal Pembatasan Medsos, Menkominfo Rudiantara: Di India, Satu Hoax Saja Berujung Hilang Nyawa

SENIN, 27 MEI 2019 | 15:11 WIB | LAPORAN:

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara angkat bicara perihal pembatasan media sosial yang dilakukan menyusul kerusuhan dalam aksi 21-22 Mei lalu.

Ia menyebutkan, pembatasan adalah bagian untuk menekan peredaran kabar bohong (hoax) yang menurutnya sudah sangat banyak beredar di Indonesia.

"Satu hoaks saja sudah cukup memicu aksi massa yang berujung penghilangan nyawa, seperti salah satunya yang menima Mohammad Azam di India tahun 2018. Padahal ada banyak hoaks sejenis itu lalu-lalang di Indonesia setiap hari, apalagi sekitar 22 Mei lalu," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (27/5).


Rudiantara menambahkan, pembatasan akses terhadap media sosial merupakan alternatif terakhir dalam situasi genting. Pola seperti itu, menurutnya, juga ditempuh oleh sejumlah negara di dunia.

"Srilanka menutup FB dan WA untuk meredam dampak serangan bom gereja & serangan anti-Muslim yang mengikutinya. Iran menutup FB  setelah pengumuman kemenangan Presiden Ahmadinejad. Banyak negara lain melakukan pembatasan & penutupan dengan berbagai alasan," imbuhnya.

Lebih lanjut, Mantan Wakil Direktur Utama PT PLN ini menjelaskan, pihaknya juga telah menutup ribuan alamat situs di sejumlah platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, dan lain-lain.

Tak hanya itu, Kominfo sebutnya juga bekerja sama dengan penyedia platform untuk menekan peredaran hoax.

"Misalnya, saya telah berkomunikasi dengan pimpinan WA yang hanya dalam seminggu sebelum kerusuhan 22 Mei lalu telah menutup sekitar 61.000 akun aplikasi WA yang melanggar hukum," tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Rudiantara juga mengimbau masyarakat untuk berhenti menyebarkan konten yang mengandung hoax, fitnah maupun provokasi untuk melanggar hukum.

"Tentu saja harus kita mulai dari diri sendiri," pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya