Berita

Gedung Putih/Net

Dunia

Lagi, AS Kirim Kekuatan Militer Tambahan Ke Timur Tengah

SABTU, 25 MEI 2019 | 05:37 WIB | LAPORAN:

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan persetujuannya terhadap pengiriman kekuatan militer tambahan ke Timur Tengah. Pengiriman ini, bersamaan dengan tudingan Iran yang menyebut Washington sedang mengatur suatu skenario di kawasan tersebut.

Pejabat Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan mengatakan, dirinya telah memberi tahu Kongres AS tentang permohonan pengiriman pasukan dan peralatan militer tambahan ke Timur Tengah.

"Tujuannya untuk memperkuat perlindungan pasukan AS akibat adanya ancaman berkelanjutan yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Iran, termasuk Garda Revolusi dan para agennya," jelas Shanahan seperti dikutip dari laman Aljazeera.net, Sabtu (25/5).

Kekuatan militer tambahan itu, lanjut Shanahan, meliputi sekitar 1.500 prajurit serta baterai anti-rudal Patriot.

Sementara Pentagon menyebutkan, pihaknya tidak akan mengerahkan pasukan tambahan di Irak ataupun Suriah. Tujuan kekuatan militer tambahan tersebut, imbuhnya adalah defensif untuk mengantisipasi ancaman Iran.

Keputusan Washington tersebut sontak mengundang respons dari sejumlah pihak, termasuk Rusia. Ketua Komisi Luar Negeri Parlemen Rusia, Vladimir Jabbarov mengatakan, langkah AS itu bertujuan untuk mengintimidasi Iran.

Tak hanya itu, Jabbarov juga menilai pengiriman kekuatan militer tambahan ke Timur Tengah akan menyebabkan ketegangan baru. Bahkan tidak menutup kemungkinan langkah itu akan mengakibatkan pecahnya perang skala luas.

Sekjen PBB Antonio Guterres juga menyampaikan hal yang sama. Melalui Jurubicaranya, Stéphane Dujarric, Guterres juga menyeru semua pihak untuk dapat menahan diri.

Ketegangan antara AS dan Iran kembali terjadi setelah Washington memutuskan untuk keluar dari kesepakatan nuklir tahun 2017 lalu. Dampak dari keputusan itu, Washington memberlakukan kembali seluruh sanksi ekonomi terhadap Teheran.

Ketegangan semakin memuncak menyusul keputusan Pentagon baru-baru ini yang mengirimkan pesawat tempur USS Abraham Lincoln (CVN-72) dan sekitar lima ribu prajurit ke kawasan Timur Tengah.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

Banjir Lahar Dingin Semeru Bikin 9 Kecamatan Terdampak

Sabtu, 20 April 2024 | 09:55

Huawei Rilis Smartphone Flagship Pura 70, Dibanderol Mulai Rp12 Jutaan

Sabtu, 20 April 2024 | 09:41

Liga Muslim Dunia Akui Kemenangan Prabowo di Pilpres 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:36

3 Warga Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin Semeru

Sabtu, 20 April 2024 | 09:21

BSJ Pecahkan Rekor MURI Pagelaran Tari dengan Penari Berkebangsaan Terbanyak di HUT ke-50

Sabtu, 20 April 2024 | 09:10

Belajar dari Brasil, Otorita IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Ibu Kota dengan Kota Brasilia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56

Vellfire dan Lexus Harvey Moeis Dikandangin Kejagung

Sabtu, 20 April 2024 | 08:52

Bertemu Airlangga, Tony Blair Siap Bantu Tumbuhkan Ekonomi Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:25

Kemendag Siapkan Langkah Strategis Tingkatkan Indeks Keberdayaan Konsumen

Sabtu, 20 April 2024 | 08:19

Australia Investasi Rp10 Triliun untuk Dukung Transisi Net Zero di Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 07:58

Selengkapnya