Berita

Bentrok di Bawaslu/Net

Politik

Jika Tak Kunjung Kondusif, TNI Bisa Gantikan Polisi Amankan Aksi

KAMIS, 23 MEI 2019 | 09:55 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Penanganan aksi massa oleh pihak kepolisian dalam dua hari terakhir belum menunjukan hasil yang positif. Alih-alih membaik, ketegangan di ibukota justru terasa semakin meningkat.

Demikian disampaikan Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, Kamis (23/5).

Ada kesan, para demonstran seperti kurang percaya pada polisi yang diterjunkan untuk mengamankan jalannya aksi. Tidak sekedar meneriakan yel-yel bernada sindiran, mereka bahkan terlihat agresif menyerang aparat kepolisian.


Menurut Said, situasi itu memberi indikasi tingginya resistensi dari massa aksi kepada anggota polisi. Sementara pada sisi yang lain, kehadiran prajurit TNI di tengah massa justru disambut positif.

"Kalau kita lihat di lapangan dan dari pemberitaan media kan terasa sekali respons bersahabat yang ditunjukan oleh para demonstran kepada prajurit TNI. Himbauan para tentara relatif didengar dan dipatuhi oleh massa," sebutnya.

"Hal itu saya kira perlu menjadi perhatian dari pemerintah. Strategi pengamanan aksi tampaknya perlu lekas dievaluasi. Jika pemerintah tidak segera mencarikan solusinya, dikhawatirkan gelombang aksi massa akan lebih masif dan berkelanjutan. Kondisi yang lebih buruk dapat saja terjadi," ujar Said melanjutkan.

Jelas Said, kita tentu tidak menginginkan hal itu terjadi. Oleh sebab itu, jika sampai hari ketiga situasi di ibukota, termasuk aksi di daerah lain tidak kunjung mereda, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk menempatkan TNI sebagai garda terdepan pengamanan aksi.

"Tetapi perlu dicatat, gagasan ini tidak dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi tentara dibidang keamanan. Itu tetap menjadi tugas kepolisian. Penempatan prajurit TNI dimaksud hanya bersifat sementara dan terbatas untuk mengamankan aksi massa. Bagaimana pun situasi yang tidak normal terkadang tidak selalu bisa diatasi dengan cara-cara yang normal," tutupnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya