Kericuhan yang terjadi selama aksi 21 hingga 22 Mei bukan merupakan perang antar rakyat. Aparat sebatas berusaha menertibkan kebebasan dalam penggunaan hak menyatakan pendapat yang menyimpang dan manabrak UU dengan cara humanis namun tegas.
Begitu kata Ketua DPR Bambang Soesatyo menanggapi kericuhan yang terjadi di Ibukota dalam dua hari terakhir.
“Saya mengingatkan aparat Bahwa Kita tidak sedang berperang melawan rakyat sendiri,†tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (23/5).
Dalam kesempatan ini, pria yang akrab disapa Bamsoet itu merluruskan bahwa tidak ada aparat yang membawa peluru tajam dalam melakukan pengamanan aksi. Ini sesuai dengan instruksi Panglima TNI dan Kapolri.
“Sesuai penjelasan pihak keamanan, mereka hanya dibekali tiga jenis amunisi yang penggunaannya sesuai tingkatan yang sudah diatur dalam SOP. Yakni peluru hampa, peluru karet dan gas airmata. Mereka dilarang keras membawa peluru tajam,†terangnya.
Lebih lanjut, demi menghindari korban yang berjatuhan, Bamsoet mengimbau kepada seluruh aparat keamanan yang bertugas di lapangan agar bisa menahan diri dan tidak terprovokasi oleh pengunjuk rasa. Sebab, tak jarang dalam setiap aksi ada penumpang gelap yang bertujuan untuk membuat kericuhan.
“Karena memang itulah target mereka para penumpang gelap yang menyusup di tengah-tengah aksi masa. Memancing aparat marah dan bertindak anarkis sehingga menimbulkan chaos,†pungkas politisi Golkar itu.