Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Andi Arief: Rusuh 21-22 Mei Adalah Fenomena Baru

KAMIS, 23 MEI 2019 | 07:46 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Kerusuhan yang terjadi pada tanggal 21 dan 22 Mei memperlihatkan ciri yang berbeda dibandingkan dengan beberapa peristiwa kerusuhan sebelumnya.   

“Kerusuhan pada 21 dan 22 Mei fenomena baru. Perlawanan keluar dari kampung-kampung yang berdekatan dengan Bawaslu,” ujar Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief melalui akun Twitter pribadi miliknya, pagi ini (Kamis, 23/5).

Andi Arief adalah mantan aktivis gerakan mahasiswa era 1990an. Dirinya pernah menjadi salah seorang pentolan Partai Rakyat Demokratik (PRD) dan memimpin Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) menjelang Reformasi 1998.

Menurut Andi Arief, sejarah perlawanan rakyat Jakarta adalah sejarah perlawanan kaum miskin kota atau lumpen proletariat.

“Mereka yang terkena langsung pelambanan ekonomi. Mereka keluar dari kampung-kampung secara tidak terpimpin, memiliki militansi di saat politik memanas akibat ulah perseteruan elite,” ujarnya.

Dia menambahkan perlawanan kaum miskin kota Jakarta yang terjadi pada 1974, 1978, 1982, 1986, 1996, dan 1998 berasal dari kampung-kampung sepanjang Senen, Manggarai, Matraman, Otista sampai Pasar Minggu. Di tahun 1998, perlawanan ini menular ke kawasan Kota.

Adapun kerusuhan di tanggal 21 dan 22 Mei tampak sebagai fenomena baru karena perlawanan berasal dari kampung-kampung yang berdekatan dengan Kantor Bawaslu di Jalan MH Thamrin.

Sementara dalam keterangan yang disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian kemarin siang (Rabu, 22/5), aksi damai yang diselenggarakan kelompok masyarakat yang tidak puas dengan berbagai kecurangan dalam pelaksanaan pilpres berbeda dengan kerusuhan yang terjadi pada Selasa malam (21/5).

Kapolri, juga pejabat-pejabat polisi lainnya, mengakui bahwa aksi mempertanyakan kualitas pilpres berjalan damai. Bahkan aparat ikut shalat bersama demonstran di depan Gedung Bawaslu.

Namun setelah shalat teraweh dan kelompok aksi damai membubarkan diri, muncul kelompok massa yang tidak dikenali dan melakukan penyerangan kepada polisi.

Pada Rabu malam tadi, hal yang kurang lebih sama juga terjadi.  

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya