Berita

usi Dwi Harijanti/Net

Politik

People Power Bisa Muncul Jika Hal Mendasar Seluruh Rakyat Terganggu

SENIN, 20 MEI 2019 | 09:47 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Gerakan people power hanya bisa dilakukan oleh seluruh masyarakat dan bukan hanya segelintir kelompok saja. Aksi ini bisa dilakukan jika hal-hal yang mendasar dalam kehidupan masyarakat terganggu dan dirasakan semua kelompok masyarakat.

Begitu kata Gurubesar Hukum Tata Negara Universitas Padjadjaran, Susi Dwi Harijanti kepada redaksi, Senin (20/5).

“People power hanya dapat dilakukan apabila sudah menyentuh hal-hal fundamental yang dirasakan oleh sebagian besar rakyat dan tidak hanya oleh sekelompok atau sebagian kecil masyarakat," ucapnya.

Menurut Susi, jika terdapat perbedaan pandangan terhadap hasil Pilpres 2019 nanti, maka harus diselesaikan melalui proses yang ada, yakni melalui pengadilan.

"Perbedaan pendapat seharusnya diselesaikan melalui mekanisme dan forum hukum yang sudah tersedia. Dan persoalan-persoalan politik semacam ini lebih baik diselesaikan melalui jalur pengadilan. Atau dengan kata lain, penyelesaian soal politik melalui pengadilan atau judicialization of politics,” jelasnya.

Dengan, kata lain, Susi mengatakan bahwa pemilu sebagai perwujudan demokrasi tidak akan terwujud jika saling berprasangka buruk.

"Pemilu sebagai perwujudan demokrasi tidak akan tercapai jika terlalu banyak purbasangka dan tidak dilandasi oleh nilai-nilai dasar demokrasi substantif yaitu moralitas, keadilan, reasonableness serta itikad baik," ucapnya.

Lebih lanjut, dia berharap kepada elit untuk tidak lagi menyerukan yang dapat menciderai pilihan rakyat.

"Saya menyerukan agar para elit politik menghormati pilihan rakyat dan menghentikan ucapan, tindakan yang mencederai pilihan tersebut. Sudah saatnya berhenti memanipulasi rakyat demi kepentingan politik yang tidak bertanggung jawab dan tidak bermartabat," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya