Berita

Foto:Net

Publika

Bawaslu Vs KPU

JUMAT, 17 MEI 2019 | 10:32 WIB | OLEH: ZAINAL BINTANG

SEBULAN kurang sehari usainya pencoblosan hajat Pemilu serentak 17 April 2019, Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) memutuskan KPU (Komisi Pemilihan Umum) bersalah dalam dua hal sekaligus: melanggar tata cara input data Situng dan melanggar administrasi penyelenggara quick count.

Keputusan penting itu diambil dalam persidangan di kantor Bawaslu RI, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2019). Beritanya yang menggegerkan itu bertaburan di media mainstream maupun media sosial.

Langkah tegas Bawaslu menegur secara terbuka pelanggaran yang dilakukan KPU diapresiasi publik. Independesnsi Bawaslu terpuji. Sebaliknya publik mempertanyakan profesionalitas KPU termasuk kredibilitas dan integritasnya. Kasus teguran itu membuat KPU mengalami delegitimasi secara santun.

Secara psikologis, kedua efek dari pelanggaran KPU telah mengganggu kestabilan dan keseimbangan emosi publik. Buah kedua pelanggaran itu telah menyajikan produk sensitif ke tengah publik: seolah-olah salah satu paslon telah memenangi kontestasi pemilihan presiden versi quick count.

Verbalisasi kekeliruan yang keliru tafsir itu menjadi pengungkit tinggi-tinggi konflik antara dua kubu kontestan yang memang tataran pertarungannya - bahkan di dalam kadar antara hidup atau mati,- adalah pada selisih hasil pemungutan suara paska pencoblosan.

Efek samping kekeliruan komisioner KPU telah kadung merusak keseimbangan emosional masyarakat di tataran akar runput. Secara psikologis yang merasa dimenangkan berada di atas angin. Sebaliknya bagi paslon yang lain itu adalah pendzoliman yang sadis.

Kekeliruan KPU itu tak pelak lagi melahirkan anggapan miring tengah masyarakat. Mereka menilai itu adalah "kejahatan" moralitas yang sulit dimaafkan. Kalaupun dimaafkan toh hal itu tetap tidak bisa mereposisi kondisi psikologis yang telah dirusaknya. Merusak keseimbangan politik di ranah publik.

Ibarat kebakaran meskipun api sudah dipadamkan tetapi yang terbakar sudah terlanjur hangus. Publik mempertanyakan kualitas priofesional komisioner KPU yang dinilai sangat rendah. Karenanya, mereka dianggap tidak pantas menjadi pemandu keadilan bangsa.

Tidak mengherankan, manakala kubu publik pendukung 02 bersimpati kepada kubu Paslon 02 di tengah badai publikasi quick count yang masif.

Mereka mempertontonkan keteguhan pada pilihan. Sangat boleh jadi  sejak awal mereka meyakini ada yang tidak beres di balik pengumuman hasil pemungutan suara lewat quick count.

Pada akhirnya jawaban atas semua tanda tanya panjang diperoleh melalui hasil sidang majelis hakim Bawaslu: terbongkarnya secara formal kekeliruan KPU.

Perintah Bawaslu agar KPU memperbaiki kekeliruan itu tidak cukup menjadi obat penenang masyarakat. Yang merisaukan kita: Apakah publik masih percaya komisioner KPU?

Dengan kredibilitas yang terkoyak KPU bagaikan sedang tersesat di jalan yang terang.

Penulis adalah wartawan senior dan pemerhati masalah sosial budaya.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Sekjen AMPG Anggap Qodari Sedang Melawak

Rabu, 22 Mei 2024 | 01:56

PK Ditolak MA, Alex Noerdin Tetap Jalani Vonis 9 Tahun Penjara

Rabu, 22 Mei 2024 | 01:36

Pemilik Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Bakal Diperiksa Polisi

Rabu, 22 Mei 2024 | 01:11

Tingkatkan Realisasi KPR Nonsubsidi, BTN Resmikan Sales Center Baru di 3 Kota Besar

Rabu, 22 Mei 2024 | 00:51

Tani Merdeka Bangun 7.200 Posko Pemenangan Sudaryono

Rabu, 22 Mei 2024 | 00:28

WWF ke-10 Aman dan Kondusif, Menteri PUPR Apresiasi Pengamanan TNI-Polri

Rabu, 22 Mei 2024 | 00:06

Mangkir dari Panggilan Kejaksaan, Anggota DPRD Madiun Dianggap Lecehkan Hukum

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:49

Supian Suri Dilaporkan ke KASN dan BKN Jelang Pilkada 2024

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:42

Nyaru jadi Bengkel, Industri Rumahan Narkotika Ini Mampu Memproduksi Jutaan Tablet

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:20

KLHK Lanjutkan Safari Sosialisasi FOLU Net Sink 2030 di Yogyakarta

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:16

Selengkapnya