Berita

PM Pakistan/Net

Dunia

Pakistan Finalisasi Paket Dana Talangan USD 6 Miliar Dari IMF

SELASA, 14 MEI 2019 | 00:35 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Dana Moneter Internasional (IMF) dan Pakistan telah menyetujui persyaratan untuk paket bailout senilai 6 miliar dolar AS, yang akan dicairkan selama lebih dari tiga tahun, atau lebib tepatnya 39 bulan.

Hal ini akan mengakhiri negosiasi berbulan-bulan dengan pemberi pinjaman internasional. Perjanjian tersebut dikonfirmasi oleh IMF awal pekan ini (Senin, 13/5).

"Pakistan menghadapi lingkungan ekonomi yang menantang, dengan pertumbuhan yang tidak bergairah, inflasi yang tinggi, hutang yang tinggi, dan posisi eksternal yang lemah," kata kepala misi IMF untuk Pakistan, Ernesto Ramirez Rigo.


"Ini mencerminkan warisan kebijakan ekonomi yang tidak merata dan prosiklikal dalam beberapa tahun terakhir yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan, tetapi dengan mengorbankan meningkatnya kerentanan dan kelemahan struktural dan kelembagaan yang masih ada," sambungnya.

IMF mengatakan program reformasi struktural akan menargetkan peningkatan pendapatan pemerintah dan mengurangi pengeluaran, menurunkan defisit fiskal primer yang tidak termasuk pengeluaran pembangunan, menjadi 0,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dalam anggaran Pakistan yang akan datang.

Menurut data bank sentral, defisit fiskal keseluruhan saat ini sekitar 1,9 persen dari PDB.

Program ini akan mencakup langkah-langkah mobilisasi pendapatan kebijakan pajak untuk menghilangkan pengecualian, mengurangi perlakuan khusus, dan meningkatkan administrasi pajak.

Program tersebut juga akan menargetkan perusahaan-perusahaan milik negara yang merugi di Pakistan dan sektor energi negara itu, yang telah lama dirundung masalah-masalah struktural yang telah menyebabkan beban subsidi yang besar pada pemerintah.

"Perjanjian tersebut sekarang akan ditinjau oleh manajemen dan dewan IMF, dan persetujuan akan tunduk pada implementasi tepat waktu dari tindakan sebelumnya dan konfirmasi komitmen keuangan mitra internasional," begitu keterangan IMF seperti dimuat Al Jazeera.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya