Berita

Jurubicara KPK, Febri Diansyah/Net

Hukum

KPK Tidak Setuju Kinerja Agus Rahardjo Dkk Disebut Belum Maksimal

SENIN, 13 MEI 2019 | 15:38 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah penilaian kinerja KPK di era kepemimpinan Agus Rahadjo Dkk belum maksimal. Pasalnya, penindakan kasus korupsi mulai dari kasus kecil hingga kasus besar mengalami peningkatan.

"Sejak pimpinan jilid ini dilantik pada Desember 2015 lalu, tren penindakan KPK selama kurun waktu 2015-2018 selalu mengalami kenaikan," kata Jurubicara KPK, Febri Diansyah, Senin (13/5).

Selama kurun waktu 2016 sampai 2018, KPK tercatat telah melakukan 100 kali penyelidikan dan 75 penuntutan perkara yang telah di selesaikan.


"Peningkatan jumlah kasus penyidikan dari 99 di tahun 2016 menjadi 199 kasus di tahun 2018, dan penuntutan dari 76 menjadi 151 kasus," jelas Febri.

Selain itu, lanjut Febri, KPK era Agus Dkk pun telah berupaya melakukan penuntasan kasus-kasus besar yang mangkrak dan ditindaklanjuti pada era kepemimpinan KPK periode sebelumnya.

"Sejumlah kasus korupsi besar dan menjadi perhatian publik ditangani dalam era kepemimpinan saat ini, yaitu BLBI pertama kali ditingkatkan ke penyidikan pada bulan Maret 2017. KPK tidak berhenti pada 1 orang tersangka," ungkapnya.

"Saat ini proses pengembangan perkara juga sedang berjalan di KPK," ujar Feri menambahkan.

Selanjutnya, proses hukum terhadap korupsi di sektor korporasi pun telah dilakukan penindakan oleh KPK.

Tercatat sebanyak 6 korporasi seperti PT Duta Graha Indah atau PT. NKE, PT TS (PT. Tuah Sejati), PT NK (PT. Nindya Karya (Persero) Tbk.), PT Tradha, PT ME (PT. Merial Esa), dan PT. PS (PT Palma Satu) telah digarap oleh KPK.

Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai KPK era kepemimpinan Agus Rahardjo belum maksimal, terutama dalam menggunakan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU) untuk menjerat koruptor.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya