Berita

Mentan Amran Sulaiman/Istimewa

Andai Harga Gabah Indonesia Seperti Di Jepang, Petani Sejahtera

SENIN, 13 MEI 2019 | 04:32 WIB | LAPORAN:

Upaya meningkatkan kesejahteraan petani terus dilakukan pemerintah Indonesia. Hal ini juga dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) RI Amran Sulaiman di sela Pertemuan Menteri Pertanian Negara-negara G20 10 sampai 12 Mei 2019, di Niigata, Jepang, Sabtu (12/5).

Dalam sesi Kunjungan Lapangan, Amran bertandang ke lahan persawahan di 1475, Hirabara-Shi, Niigata-Ken untuk mempelajari budidaya padi di Jepang. Petani padi di Jepang memang dikenal memiliki tingkat kesejahteraan yang memadai. Untuk menimba ilmu yang diterapkan petani negeri Sakura, Pemerintah Indonesia setiap tahun mengirim para petani muda untuk program magang.

Mengunjungi dan mengamati lokasi persawahan padi Niigata, Menteri Pertanian menyaksikan derasnya aliran air irigasi pada saluran tersier yang terlihat asri. Menteri Pertanian berdialog dengan petani padi Masato Shuto didampingi petani muda yang magang pada Shuto, Ahmad Sri Maulana, pemuda tani asal desa Kalibuntu, Pabedilan, Cirebon, perwakilan dari P4S Ikamaja Garut.


Dari dialog dengan petani terungkap bahwa petani Jepang mendapatkan fasilitas yang sangat memadai dalam melakukan usahataninya. Fasilitas pemerintah yang paling menonjol adalah tersedianya sarana produksi yang memadai dan diserapnya hasil produksi oleh Japan Agriculture, Koperasi Pertanian Jepang (JA).

“Kami sudah menggunakan teknik mekanisasi pertanian. Mulai tanam sampai panen. Kami kesulitan tenaga kerja. Maka dari itu kami menggunakan petani muda asal Indonesia. Maulana tinggal bersama kami. Sudah saya anggap keluarga. Dia bersemangat kerja dan kemampuan bahasa Jepangnya lebih bagus daripada Senpainya”, jelas Shuto.

Japan Agriculture memberi bantuan pembiayaan tanpa bunga untuk pembelian pupuk dan pestisida setara Rp13 juta per hektare (Rp8 juta untuk pupuk dan Rp5 juta untuk pestisida). Untuk benih padi Japonica, petani menyediakan secara mandiri.

“Satu hektar berapa biayanya dan juga berapa kilo hasilnya? Dijual ke mana dan berapa harganya ?” tanya Amran penasaran.

“Produktivitas padi di sini rata-rata 4,3 ton gabah kering giling (GKG) per hektare dengan harga setara Rp30 ribu per kilogram yang semuanya ditampung oleh Japan Agriculture. Kami hanya simpan sedikit untuk kebutuhan konsumsi”, jawab Shuto.

Dengan begitu rata-rata petani padi Jepang mendapatkan penghasilan setara Rp 130 juta per musim tanam. Pertanaman padi di Jepang hanya 1 kali selebihnya digunakan untuk usahatani hortikultura.

Bercermin pada petani Jepang, petani padi Indonesia semestinya bisa sesejahtera petani Jepang mengingat produktivitas petani padi Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan petani Jepang, 5.2 ton GKG per hektare dibanding 4.3 ton GKG per hektare.

Faktor utama penentu tingginya pendapatan petani padi Jepang adalah harga gabahnya Rp30 ribu GKG per kilogram dibandingkan Rp4.600 ribu GKG per kilogram.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya