Berita

Foto: Net

Bisnis

Luhut: Pengembangan Petrokimia Nasional Jangan Mundur Lagi

JUMAT, 10 MEI 2019 | 16:48 WIB | LAPORAN:

Impor petrokimia harus secepatnya ditekan dengan menggenjot potensi di dalam negeri.

Semua Kementerian terkait yang terlibat dalam pembahasan pengembangan industri petrokimia nasional sudah seharusnya menghapus ego sektoral.  

Komitmen tersebut dibutuhkan untuk mempercepat pelaksanaan pengembangan industri tersebut.


Apalagi, rencana pengembangan petrokimia melalui Tuban Petro sudah dibahas Lintas Kementerian, mulai dari Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Menko Perekonomian, Sekretariat Negara, hingga Kementerian Hukum dan HAM.

Peraturan Pemerintah (PP), yang akan menjadi payung hukum pengembangan industri petrokimia, pun sudah masuk ke Kementerian Hukum dan HAM untuk dilakukan harmonisasi. Karena itu diharapkan segera ditandatangani.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, akibat impor petrokimia yang tinggi, defisit transaksi berjalan, sulit ditekan. Akibatnya berdampak negatif bagi perekonomian.

"Ya, kita jangan lagi impor-impor petrokimia lah, sekarang kan ini masih banyak sekali impor, ke depan jangan lagi. Harus ada pengembangan industri di dalam negerinya," kata Luhut di Jakarta, kemarin.

Ketika ditanya mengenai progress PP Konversi MYB Tuban Petro, yang saat ini masuk ke Kemenkumham untuk proses harmonisasi dan sinkronisasi, sebagai dasar pengembangan industri petrokimia, ia mengaku belum mendapat informasi terbaru.

"Untuk progress-nya, saya belum tahu, nanti dicek lagi, " katanya singkat.

Namun yang pasti, ia meminta pembangunan industri peterokimia segera dituntaskan, karena menjadi dasar penting agar proses hilirisasi bisa berjalan dengan baik.

Kata dia, keberadaan industri petrokimia di sekitar kilang penting untuk menekan impor.

"Jangan mundur lagi, karena saya sudah tiga tahun dorong petrokimia, tidak jalan-jalan," tegas Luhut, belum lama ini.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya