Berita

Massa aksi Barisan Penegak Keadilan/Net

Hukum

Koruptor Yang Beruntung Jika KPK Singkirkan Penyidik Polri

RABU, 08 MEI 2019 | 16:59 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

. Pengunjuk rasa yang mengatasnamakan diri sebagai Barisan Penegak Keadilan membawa puluhan anak ayam dalam aksinya di halaman Gedung KPK, Jakarta, Rabu (8/5).

Aksi ini simbol bahwa eksistensi KPK saat ini bak seperti anak ayam. Adapun ayam diketahui sebagai golongan hewan sebangsa unggas, mempunyai dua sayap namun tidak bisa terbang layaknya burung rajawali.

Koordinator akasi Dhani mengatakan, pada awal berdiri, KPK bagaikan burung rajawali, terbang melawan arah angin, bahkan semakin besar angin membuatnya terbang semakin tinggi. Tetapi kini KPK seperti anak ayam yang enggak bisa berbuat apa-apa.


"Buktinya apa? Novel Baswedan (penyidik KPK) berulang kali disebut terkait politik, tapi tidak pernah ditindak oleh para pimpinan KPK," ujar Dhani.

"Marwah KPK harus dijaga. KPK tidak tegas, tidak berdaya, malah cenderung berpihak pada Novel dan gerbongnya yang justru ingin menghancurkan KPK," kata Dhani lagi.

Persoalan internal KPK yang tidak disiplin karena oknumnya diduga berafiliasi dengan partai politik, ditambah nihilnya ketegasan pimpinan KPK dalam menjaga soliditas lembaga antirasuah, berpotensi menurunkan frekuensi kepercayaan publik terhadap KPK.

"Komisioner KPK yang tidak tegas, cari aman itu cenderung berpihak pada kubu Novel yang pernah dituding sebagai orangnya Gerindra alias 02. Atau jangan-jangan KPK di bawah komando Agus Rahardjo ini sudah mulai ikutan miring bermain politik. Tengok saja faktanya, pada masa Pilpres KPK cuma menargetkan orang-orang yang ada di kubu 01," tuturnya.

Lalu, Novel yang juga mantan seorang polisi diduga kuat menjadi aktor kunci ingin sekali menyingkirkan penyidik KPK dari sumber Polri. Bahkan disinyalir Novel dibantu oleh eks pimpinan KPK yang berafiliasi di kubu paslon 02. Padahal tidak bisa dipungkiri keberhasilan KPK, tidak terlepas dari tangan-tangan penyidik dari sumber korps Bhayangkara.

Adapun internal KPK yang membentuk Wadah Pegawai (WP) KPK itu diduga ingin menyetir pimpinan KPK dan harapannya bisa menuruti semua kemauannya. Salah satunya adalah ingin menyingkirkan penyidik profesional dari Polri.

"KPK membutuhkan penyidik dari Polri. Dan penyidik internal KPK itu sendiri dari proses perekrutannya pun masih mendapatkan sorotan dan perhatian. Sangat aneh seorang penyelidik bisa naik tingkat menjadi penyidik KPK tanpa dilakukan tes," papar Dhani.

Ditekankan, jika penyidik profesional dari Polri disingkirikan, maka akan menjadi keuntungan bagi para koruptor. Untuk itu diingatkan agar KPK menyelesaikan internalnya sehingga bisa profesional, independen, proporsional dan tidak bermain politik.

Novel Baswedan sendiri sudah membantah semua tuduhan itu. Dijelaskannya, semua pihak yang bekerja di KPK saling melengkapi dan saling mengawasi. Tidak ada satu bidang kerja yang membawahi semua pekerjaan. Sehingga mustahil jika ada satu orang yang menyetir penanganan suatu perkara tertentu.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya