Berita

Batara R. Hutagalung/Net

Publika

Menunggu 22 Mei 2019, Menunggu Godot

SELASA, 07 MEI 2019 | 01:28 WIB | LAPORAN: AZAIRUS ADLU

MENUNGGU Godot (Waiting for Godot) adalah karya novelis asal Irlandia, Samuel Barclay Beckett. Dia mulai menulisnya tahun 1948, namun baru dapat diselesaikan tahun 1949. Pentas perdananya tanggal 5 Januari 1953 di Théâtre de Babylone di Paris, Perancis.
 
Inti lakon ini mengisahkan dua orang, Estragon dan Vladimir, yang menanti kedatangan seseorang yang bernama Godot, untuk membantu atau menyelamatkan keduanya.
 
Mereka tidak kenal sosok Godot, bahkan tidak mengetahui, apakah benar ada orang yang bernama Godot.
 

 
Keduanya kehilangan orientasi ruang dan waktu. Estragon sempat akan pergi saja karena sudah jenuh menunggu dan tak yakin bahwa Godot akan datang. Namun dia ditahan oleh Vladimir, dengan alasan, bagaimana kalau toh Godot datang?
 
Sampai akhir cerita, sosok Godot tidak muncul. Jadi hanya penantian yang sia-sia.
 
Mengenai lakon ini, beragam pendapat disampaikan oleh para pengamat dan kritikus teater. Ada yang menamakan sebagai suatu tragik-komedi. Ada yang menilai bahwa lakon ini absurd. Juga ada yang menilai sebagai suatu drama.
 
Menunggu 22 Mei 2019
 
Situasi di kubu paslon 02 pada saat ini kelihatannya mirip dengan lakon teater ‘Menunggu Godot,’ yaitu menunggu KPU merilis hasil penghitungan suara pilpres 2019, bahwa yang menang adalah paslon 02.  
 
Sebagian, "kelompok Vladimir," masih menunggu hasil penghitungan KPU yang diharapkan akan menyatakan kemenangan paslon 02.
 
Namun sebagian lagi, " kelompok Estragon," sudah tidak mempercayai KPU, karena berpendapat, telah terbukti kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh KPU untuk memenangkan paslon 01. "Kelompok Estragon," yang sudah jenuh menanti kedatangan Godot, tidak mempercayai lagi KPU, sudah ingin move on.
 
Kelompok Vladimir optimis dan tetap menunggu Godot. Menantikan KPU menyatakan bahwa paslon 02 yang memenangkan pilpres 2019. Namun bagaimana kalau tenyata Godot tidak kunjung datang. KPU tidak memenangkan paslon 02?

Apakah "Menunggu 22 Mei 2019" akan menjadi lakon tragik- komedi, atau suatu lakon yang absurd, atau suatu drama, atau?

Apakah akan seperti lakon "Menunggu Godot", suatu penantian yang sia-sia?

Batara R. Hutagalung
Penulis adalah Peneliti Sejarah

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya