Berita

Gedung DPR/Net

Hukum

Dalami Kasus Proyek Fiktif, Komisi VI Akan Panggil Jajaran Direksi PT Waskita Karya

SENIN, 06 MEI 2019 | 19:07 WIB | LAPORAN:

Komisi VI DPR RI mengagendakan untuk memanggil jajaran Direksi PT Waskita Karya. Pemanggilan itu guna mengklarifikasi tentang masalah hukum.

Khususnya terkait kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh oknum pejabat Waskita Karya atas 14 proyek fiktif yang tersebar di Sumatera Utara, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Timur, dan Papua.

"Karena selama ini kami belum mendengarkan secara langsung permasalahan yang dialami Waskita Karya," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Azam Asman Natawijaya di Jakarta, Senin (6/5).


Perlu diketahui, dalam kasus yang tengah ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini, sudah ada dua petinggi perusahaan konstruksi itu yang dijadikan sebagai tersangka. Mereka adalah Kepala Divisi (Kadiv) II PT Waskita Karya ‎periode 2011-2013 Fathor Rachman (FR) dan Kepala Bagian (Kabag) Keuangan dan Risiko Divisi II PT Waskita Karya periode 2010-2014, Yuly Ariandi Siregar (YAS). Keduanya diduga telah memperkaya diri sendiri, orang lain, ataupun korporasi, terkait proyek fiktif pada BUMN.

Diberitakan sebelumnya, keduanya diduga telah menunjuk empat perusahaan subkontraktor untuk mengerjakan pekerjaan fiktif pada sejumlah proyek konstruksi Waskita Karya. Padahal, empat perusahaan itu sama sekali tidak mengerjakan pekerjaan sebagaimana yang tertuang dalam kontrak.

Meski demikian, PT Waskita Karya tetap melakukan pembayaran terhadap empat perusahaan subkontraktor tersebut. Sehingga menimbulkan kerugian negara hingga Rp 186 miliar.

Azam mengatakan, sebuah proyek diperbolehkan menggunakan subkontraktor. Namun ia masih enggan mengomentari lebih jauh tentang perusahaan subkontraktor yang tidak melakukan pengerjaan sebagaimana semestinya.

"Saya belum dapat materinya ini seperti apa, dan 14 proyek fiktifnya itu dimana-mana saja. Jadi saya belum bisa berkomentar lebih banyak," tukasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya