Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido mengumumkan tahap akhir upayanya untuk mengakhiri pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
Dia muncul dalam video dengan pria berseragam dan mengklaim bahwa dia mendapat dukungan militer.
Guaido yang menyatakan sepihak bahwa dirinta adalah presiden sementara Venezuea pada Januari lalu, menyerukan lebih banyak anggota militer dan warga Venezuela untuk membantunya mengakhiri perebutan kekuasaan Maduro.
Dalam video berdurasi tiga menit itu, dia berdampingan dengan pemimpin oposisi lainnya, Leopoldo Lopez, yang telah berada di bawah tahanan rumah sejak dinyatakan bersalah menghasut kekerasan selama protes anti-pemerintah pada tahun 2014.
Lopez mengatakan bahwa dia telah dibebaskan oleh anggota militer yang telah menyatakan kesetiaan mereka kepada Guaido.
Dalam video yang dibagikan di media sosial tersebut, Guaido mengumumkan bahwa dia mendapat dukungan "tentara pemberani" di Caracas.
"Rakyat Venezuela, mari kita turun ke jalan untuk mendukung akhir perebutan kekuasaan, yang tidak dapat diubah. Angkatan Bersenjata Nasional telah mengambil keputusan yang tepat, mereka mendapat dukungan dari rakyat Venezuela, dan dukungan dari konstitusi kita, mereka dijamin berada di sisi kanan sejarah," kata Guaido seperti dimuat
BBC.
Guaido mengatakan pasukan bergabung dengannya untuk kudeta. Namun pemerintah Venezuela mengatakan itu dengan kuat memegang kendali. Pemerintah menolak segala seruan pemberontakan militer.
"Kami menolak gerakan kudeta ini, yang bertujuan untuk mengisi negara dengan kekerasan," kata Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino.
Dia mengatakan angkatan bersenjata tetap dengan tegas membela konstitusi nasional dan otoritas yang sah.
"Dan bahwa semua unit militer di Venezuela melaporkan normalitas di barak dan pangkalan mereka," sambungnya, seperti dimuat
Al Jazeera.
Sementara itu, Menteri Informasi Venezuela, Jorge Rodriguez mengatakan bahwa pemerintah sedang menghadapi sekelompok kecil "pengkhianat militer" yang berusaha untuk mempromosikan kudeta.