Berita

Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis dan 50 duta damai dumai se-Asia Tenggara/Humas BNPT

Pertahanan

Duta Damai Dunia Maya Diperluas Hingga Asia Tenggara

SELASA, 23 APRIL 2019 | 18:56 WIB | LAPORAN:

Sejauh ini kurang lebih 780 generasi muda Indonesia dari 13 Provinsi telah bergabung dalam duta damai dunia yang dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sejak 2016 lalu.

Kini langkah itu diperluas dengan langkah BNPT membentuk pemuda-pemuda perdamaian lintas negara-negara Asia Tenggara.

Sebanyak 50 pemuda-pemudi dari negara-negara Asia Tenggara yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Kamboja, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Laos, ditambah kurang lebih 60 duta damai dunia maya Indonesia berkumpul di Jakarta untuk mengikuti “Regional Workshop on Establishing Youth Ambassadors for Peace Against Terrorism and Violent Extremism” atau Workshop Pelatihan Duta Damai Dunia Maya Asia Tenggara 2019.

Selama empat hari, 22-25 April 2019, mereka akan digembleng mentor dari Pusat Media Damai (PMD) BNPT dan narasumber pakar kontra narasi berskala internasional dan nasional.

“Kami sengaja memperluas duta damai dunia maya ke kawasan Asia Tenggara karena saat ini seluruh negara di dunia sedang menghadapi perubahan pola dan modus terorisme dari cara lama ke cara baru,” kata Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis saat membuka secara resmi “Regional Workshop on Establishing Youth Ambassadors for Peace Against Terrorism and Violent Extremism” di Jakarta, Senin (22/4).

Perubahan pola itu, jelas Hendri, ditunjukkan dengan pemanfaatkan secara massif kecanggihan teknologi dan informasi oleh kelompok teroris dalam menyebarkan pesan kekerasan dan rekrutmen anggota mereka.

Dalam kesempatan itu, mantan Komandan Grup III Kopassus itu menegaskan bahwa dalam melawan terorisme tidak hanya sekadar mewaspadai panggung aksi kekerasan mereka. Tetapi juga harus mewaspadai panggung narasi kekerasan yang tersebar di dunia maya.

Ia menilai aksi kekerasan dan terorisme bisa dicegah dan diamputasi melalui upaya penindakan dan penegakan hukum, tetapi narasi kekerasan dan terorisme yang massif dan viral di dunia maya sulit untuk ditanggulangi.

“Sesungguhnya melawan terorisme saat ini adalah melawan narasi kekerasan yang mudah mempengaruhi semua lapisan masyarakat. Pasalnya tidak ada orang yang kebal dari pengaruh ideologi dan indoktrinasi, kecuali mempunyai imunitas dan kecerdasan dalam menangkalnya,” terang Hendri.

Selain itu, lanjut Hendri, dalam perang narasi kekerasan dan teror di dunia maya, generasi muda merupakan kelompok yang paling rentan karena secara demografi pengguna terbesar dunia maya adalah generasi muda. Itu akan sangat berbahaya bila tidak ditangkal melalui upaya peningkatan kapasitas dan kemampuan literasi media dan literasi digital.

“Generasi muda adalah kelompok usia yang sedang mencari jati diri, identitas, dan idealisme. Apabila dalam proses itu mereka selalu bersinggungan dengan narasi kekerasan, maka akan menimbulkan apa yang disebut self radicalization melalui dunia maya," terang mantan Danrem 173/Praja Vira Braja ini.

Berdasarkan latar belakang tersebut, kata Hendri, BNPT menyadari pentingnya suatu gerakan bersama dalam rangka memberikan narasi pembanding di dunia maya dengan konten positif dan pesan damai. Sebab, penanggulangan narasi terorisme tidak akan efektif dengan hanya memangkas narasi-narasi kekerasan, tetapi paling penting adalah membanjiri dunia maya dengan konten positif dan pesan damai.

Ia menilai, pelatihan duta damai dunia maya tidak hanya cukup dilakukan di dalam negeri saja. Pasalnya, sifat dunia maya adalah lintas batas teritorial (berderless) dan lintas negara (stateless).

“Kami melihat perlunya kolaborasi generasi muda, tidak hanya antar daerah di Indonesia, tapi lebih luas yaitu antar pemuda-pemudi perdamaian lintas negara. Tahun ini negara-negara Asia Tenggara, tahun depan InsyaAllah kita perluas lagi sampai ke tingkat dunia,” jelasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya