Berita

Pasukan keamanan Sri Lanka berjaga/Net

Dunia

Sri Lanka Tuduh Kelompok Jihadis Lokal Dibantu Asing Dalangi Teror

SELASA, 23 APRIL 2019 | 00:38 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Rangkaian pemboman yang menewaskan 290 orang di Sri Lanka pada hari Minggu kemarin (Minggu, 21/4) diduga dilakukan oleh kelompok militan lokal, Thowheed Jamath dukungan dari jaringan internasional.

Pemerintah Sri Lanka menyalahkan kelompok jihadis lokal yang kurang dikenal itu berasa di balik serangan mematikan kemarin, meskipun pihak kelompok tersebut belum ada yang mengaku melakukan pemboman.

Polisi Sri Lanka sendiri sejauh ini telah menangkap setidaknya 24 orang pasca ledakan di Sri Lanka.


Selain itu, presiden Selandia Baru menyatakan segera keadaan darurat nasional tidak lama setelah serangan terjadi.

Pemerintah Sri Lanka sendiri telah diperingatkan tentang ancaman bom dari National Thowheed Jamath dua minggu sebelum serangan terjadi. Menurut keterangan jurubicara kabinet Sri Lanka, Rajitha Senaratne, mengatakan bahwa peringatan itu tidak diteruskan kepada Perdana Menteri, Ranil Wickremesinghe, atau kabinetnya.

Sementara itu, Wickremesinghe mengakui bahwa layanan keamanan telah mengetahui informasi tetapi tidak bertindak atas informasi tersebut.

Menteri Pertahanan Sri Lanka Hemasiri Fernando mengatakan kepada BBC bahwa intelijen tidak pernah mengindikasikan bahwa hal itu akan menjadi serangan besar. Namun serangan itu memicu kecurigaan soal adanya dukungan internasional Senaratne mengatakan bahwa pihak berwenang percaya pembom memiliki dukungan internasional.

"Kami tidak percaya serangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang dikurung di negara ini," katanya.

"Ada jaringan internasional yang tanpanya serangan ini tidak akan berhasil," sambungnya seperti dimuat BBC.

Sebuah pernyataan kemudian mucul dan mengatakan bahwaPresiden Maithripala Sirisena akan meminta bantuan asing untuk melacak hubungan internasional dengan para penyerang.

"Laporan intelijen (menunjukkan) bahwa organisasi teroris asing berada di belakang teroris lokal. Oleh karena itu, presiden akan mencari bantuan dari negara-negara asing," kata kantornya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya