Berita

Facebook/Net

Dunia

Sri Lanka Blokir Akses Ke Sosial Media Pasca Teror Bom, Facebook Kooperatif

SENIN, 22 APRIL 2019 | 06:58 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Pemerintah Sri Lanka memblokir akses ke Facebook dan situs jejaring sosial lainnya pada hari Minggu (21/4), segera setelah serangkain bom menewaskan lebih dari 200 orang.

Pemblokiran akses itu dimaksudkan untuk menghentikan informasi yang keliru dari menghasut kekerasan lebih lanjut di negara tersebut.

Namun pemblokiran akses tersebut di sisi lain berimbas buruk karena menghilangkan sarana komunikasi utama selama peristiwa teroris besar.


Warga Sri Lanka maupun orang asing di negara itu kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang keamanan dan memeriksa dengan orang yang dicintai.

Sebagai tanggapan, Kementerian Pertahanan Sri Lanka mengatakan pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk memblokir sementara semua ruang media sosial sampai penyelidikan diselesaikan.

Sementara itu, sebuah layanan berita yang dikelola pemerintah mengatakan, laporan berita palsu menyebar melalui media sosial.

Pihak Facebook mengatakan pihaknya bekerja untuk mendukung responden pertama dan penegakan hukum serta mengidentifikasi dan menghapus konten yang melanggar standar kami.

Raksasa media sosial itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mempertahankan layanan dan membantu masyarakat dan negara selama masa tragis tersebut.

Sanjana Hattotuwa, seorang peneliti senior di Pusat Alternatif Kebijakan di Kolombo yang memantau media sosial untuk berita palsu, mengatakan dia melihat peningkatan signifikan dalam laporan palsu setelah pemboman hari Minggu.

Ada banyak informasi yang salah tentang jumlah korban tewas dab informasi yang tidak terverifikasi tentang para pelaku menyebar dengan cepat di Facebook dan Twitter.

Dia mengutip dua contoh informasi yang tidak diverifikasi secara luas yang dibagikan, yakni sebuah laporan media India menghubungkan serangan itu dengan pembom bunuh diri Muslim, dan sebuah tweet dari seorang menteri Sri Lanka tentang laporan intelijen yang memperingatkan serangan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya