Berita

Joko Widodo/Net

Hukum

Penegakan Hukum Di Era Jokowi Sarat Kepentingan Politik

KAMIS, 18 APRIL 2019 | 10:16 WIB | LAPORAN:

Penegakan hukum di era Jokowi masih sarat dengan kepentingan politik.

Kedekatan politik dan kepentingan-kepentingan politik dirasa lebih mendominasi proses penegakan hukum di Tanah Air.

Demikian penilaian mantan Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Alvon Kurnia Palma dalam keterangannya di Jakarta.


Alvon mengatakan, seharusnya penegakan hukum itu menjadi sentral dan menjadi tulang punggung pemerintahan, sehingga layak disebut dengan slogan Hukum Sebagai Panglima. Nyatanya, selama masa pemerintahan ini, hukum malah diperbudak oleh kepentingan politik.

"Kalau di visi misi atau Nawacita, penegakan hukum harus jadi panglima. Nah, sektor penegakan hukum selama Jokowi ini, malah memunculkan pertanyaan yang sudah menjadi rahasia umum, policy penegakan hukumnya dilaksanakan atau enggak?" tanyanya.

Lebih lanjut, jebolan Fakultas Hukum Universitas Andalas ini menyampaikan, kalau dari satu sisi tertentu, penegakan hukum di era Jokowi seharusnya tidak melihat kawan dan lawan.

"Mungkin banyak juga orang-orang dekat Jokowi yang disasar. Harusnya, penegakan hukum tidak mengenal siapa kawan dan siapa lawan. Proses penegakan hukum semestinya tidak pandang bulu," ujar Alvon.

Yang pasti, lanjut Ketua Bidang Tindak Pidana Korupsi-Tindak Pidana Pencucian Uang Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) ini, banyak permasalahan penegakan hukum yang terjadi di era Jokowi, tidak diselesaikan dengan maksimal.

Seperti, penegakan hukum pada kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) masa lalu.

"Padahal itu kan terdapat dalam salah satu Nawacitanya. Jadinya, isu penegakan HAM selalu hanya dijadikan sebagai daya tawar politik. Hanya jadi permainan politik,” sesalnya.

Penuntasan Kasus Semanggi I dan Semanggi II misalnya, menurut Alvon, tidak pernah akan selesai. Sebab, aparat penegak hukum yang dipasang oleh Jokowi untuk mengurusi persoalan itu malah pihak-pihak yang diduga kuat sebagai pelaku atau operator kasus itu sendiri.

Alvon mengatakan, banyak tuduhan yang dialamatkan kepada pemerintahan Jokowi terkait tidak terlaksananya penegakan hukum, karena adanya kedekatan atau unsur politis.

"Di sisi lain, teman dekatnya sendiri malah berkonstribusi dengan banyaknya persoalan hukum yang terjadi,” imbuhnya.

Oleh karena itulah, Alvon menyarankan, ke depan, setiap pimpinan institusi hukum, seperti Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Jaksa Agung dan Kapolri hendaknya bukanlah diisi oleh orang-orang yang hanya mau jadi bumper atau karena kepentingan politik dan kekuasaan semata.

Menurut dia, sangat tidak adil dan malah hanya akan membuat keadilan itu sendiri terus menerus teraniaya, jika para punggawa hukum malah hanya sekelas relawan pendukung yang didudukkan untuk memimpin institusi penegakan hukum.

"Bicara Indonesia, bicara penegakan hukum, ya hukum itu harus jadi panglima. Bukan karena kepentingan politik, bukan karena kedekatan. Penegakan hukum harusnya tidak pandang bulu," tutup Alvon.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya