Berita

Foto: Repro

Politik

Ramai Akun Pendukung 02 Diretas, Ingat Cybercrime Polri Punya Pengalaman Tangkap Admin Triomacan2000

SELASA, 16 APRIL 2019 | 11:59 WIB | LAPORAN:

Peretasan pada akun media sosial Jelang Pemilu 17 April semakin marak terjadi.

Sebut saja baru-baru ini akun media sosial (medsos) milik mantanSekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu diretas atau dibajak.

Sebelumnya peretasan juga terjadi pada akun medsos tokoh-tokoh lainnya, seperti akun JS Prabowo, Ferdinand Hutahaean, Ustad Abdul Somad (UAS), dan Haikal Hassan yang mana mereka adalah pendukung capres 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Banyaknya kasus peretasan yang terjadi dinilai oleh Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, sebagai kejadian yang sangat memprihatinkan.

Pratama berharap pihak Cybercrime Polri bersama Kominfo dan pihak terkait lainnya harus segera menelusuri kejadian tersebut. Karena apabila tidak mendapat perhatian dari aparat, dikhawatirkan isunya akan melebar ke mana-mana.

"Bila ditarik ke sisi politik akan merugikan pihak 01 juga 02. Namun, lebih berbahaya lagi kejadian ini dapat memanaskan situasi di tengah masyarakat. Apalagi seperti di akun Said Didu, pasca diretas lalu diposting sebuah hoax terkait UAS. Ini imbasnya besar dan sudah sangat ramai di media sosial," kata Pratama dalam keterangannya, Selasa (16/4).

Paling tidak, lanjut Pratama, ini adalah momen di mana keamanan siber ternyata begitu sangat penting. Cybercrime Polri harus berkolaborasi dengan Kominfo, BSSN dan juga penyedia platform untuk mengejar pelaku.

Polri punya pengalaman bagus saat menangkap para admin @triomacan2000. Artinya untuk mencari dan menelusuri pelaku sangat mungkin, karena setiap kegiatan di wilayah digital pasti meninggalkan jejak.

"Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, saya yakin Cybercrime Polri mampu menelusuri jejak digitalnya dan segera mengungkap pelakunya," imbuh Pratama.

Namun tidak kalah penting, lanjut Pratama, adalah setiap tokoh publik harus mampu mengamankan akun media sosialnya, dengan fitur paling standar yang sudah disediakan.

"Langkah pengamanan yang dilakukan sama di seluruh media sosial, lakukan otentikasi dua langkah alalu matikan layanan pihak ketiga seperti game dan aplikasi. Semakin populer artinya semakin besar kemungkinan menjadi target peretasan oleh siapapun," terang Pratama.

Nomor seluler yang dimasukkan ke fitur otentikasi adalah nomor yang tidak disebar ke publik. Artinya orang yang ingin melakukan kloning nomor seluler tidak tahu persis nomor mana yang dipakai. Ini penting karena salah satu cara menjebol akun medsos dengan melakukan kloning nomor seluler.

"Sebenarnya bila akun yang diretas jelas milik politisi atau selebritis yang dikenal luas oleh publik, seharusnya platform seperti Twitter FB dan Instagram bisa mengembalikan ke pemiliknya," jelas Pratama.

Pratama menambahkan untuk mengamankan Whatsapp sama seperti medsos lainnya. Aktifkan otentikasi dua langkah di setting keamanan. Jadi secara berkala Whatsapp akan meminta beberapa digit nomor untuk masuk ke aplikasi.
Paling penting bila dikloning, langsung lapor provider, karena
nomor kita telah terdaftar dengan NIK dan KK, jadi bisa langsung dimatikan dan WA diambil alih.

"Rentetan peristiwa peretasan medsos yang menimpa politisi dan selebtwit, hal ini sangat mungkin terjadi dengan kondisi keamanan siber Indonesia yang masih rentan," pungkas Pratama.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya