Berita

Gadis-gadis Chibok yang diculik Boko Haram/Net

Dunia

Lima Tahun Berlalu, 112 Keluarga Masih Menanti Putri Mereka Pulang

MINGGU, 14 APRIL 2019 | 17:59 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kota Chibok yang terletak di timur laut Nigeria masih bergulat dengan penantian yang tampaknya tak berkesudahan atas hilangnya 112 anak perempuan yang diculik kelompok militan Boko Haram, lima tahun lalu.

Mereka merupakan bagian dari total 276 siswi yang diculik oleh militan Boko Haram pada 14 April 2014 silam.

Kasus itu membawa Chibok menjadi sorotan dunia dan memicu kemarahan global. Berbagai organisasi dan sejumlah selebritas dunia menyuarakan kecaman atas penculikan dan itu menyerukan pembebasan mereka.


Kampanye media sosial dengan tagar #BringBackOurGirls pun segera viral. Selebriti, pemimpin dan aktivis di seluruh dunia bergabung dengan kampanye untuk membebaskan para siswi yang diculik itu.

Pada awal penculikan, sebanyak 57 gadis berhasil melompat dari truk tempat mereka diangkut, dan melarikan diri. Kemudian 219 yang tersisa dibawa pergi oleh para militan.

Boko Haram kemudian membebaskan puluhan siswi Nigeria yang diculik sebagai bagian dari kesepakatan antara pemerintah Nigeria dan kelompok bersenjata. Namun, setelah lima tahun berlalu, sebanyak 112 gadis masih belum pulang dan tidak diketahui nasibnya.

"Mereka (pemerintah) tidak lagi membicarakan gadis-gadis kami. Mereka bertindak seolah-olah mereka senang dengan apa yang terjadi pada kami," kata Enock Mark yang kedua putrinya masih hilang.

"Kami kehilangan harapan pada pemerintah untuk membantu kami. Mereka belum menunjukkan minat serius untuk memastikan bahwa putri kami ditemukan. Sepertinya itu dilakukan dengan sengaja. Mereka tidak peduli lagi dengan kami," sambungnya seperti dimuat Al Jazeera.

"Kami tidak akan menyerah. Bahkan dalam seratus tahun, kami akan terus percaya bahwa anak perempuan kami akan pulang. Sampai kita semua mati, kita tidak akan berhenti percaya bahwa anak perempuan kita akan kembali," tegasnya.

Mark dan orang tua lain dari gadis-gadis yang hilang masih secara teratur melakukan perjalanan sulit hampir 900 km ke ibukota negara, Abuja, untuk mendapatkan informasi terbaru tentang anak perempuan mereka.

Jalan menuju Chibok sering menjadi sasaran oleh Boko Haram dengan sangat sedikit yang dilakukan oleh lembaga keamanan untuk melindungi penumpang.

Kota itu juga kerap kali diserang berulang kali oleh orang-orang bersenjata dengan gedung-gedung yang terbakar dan beberapa warga terbunuh.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Nigeria telah mendapat banyak kritik karena berbuat sangat sedikit untuk membebaskan gadis-gadis Chibok.

Bahkan laporan media lokal menyebut, beberapa orangtua telah meninggal dunia karena menunggu putri mereka pulang dengan cemas. Banyak yang meninggal karena serangan jantung dan penyakit terkait kesedihan dan frustasi.

"Ada rasa sakit yang luar biasa di hati kita setiap hari ketika kita mengingat anak perempuan kita yang hilang. Kita serahkan pada Tuhan untuk membantu kita," kata Mark. Boko Haram sendiri diketahui telah melakukan kampanye bersenjata di timur laut Nigeria sejak 2009.

Kelompok itu ingin mendirikan negara Islam, mengikuti interpretasi ketat hukum Islam. Lebih dari 27.000 orang telah terbunuh oleh kelompok itu dan lebih dari dua juta lainnya mengungsi dari rumah mereka.

Selama bertahun-tahun, kelompok itu telah menculik ribuan orang dewasa dan anak-anak. Sebagian besar dari mereka yang diculik adalah wanita yang digunakan sebagai budak seks, sementara pria sering direkrut secara paksa sebagai pejuang.

Kelompok itu telah berulang kali menyerang sekolah, gereja, masjid, dan pasar, tetapi lembaga negara seperti kantor polisi dan fasilitas militer tetap menjadi target utama.

Kelompok ini tidak jarang menggunakan anak di bawah umur dan wanita berkerudung untuk serangan bom bunuh diri, menyerang orang-orang dengan bom mobil dan menembaki warga sipil di tempat-tempat umum.

Boko Haram diduga mengoperasikan kamp terbesarnya di hutan Sambisa yang luas di timur laut Nigeria. Hutan itu membentang sekitar 60.000 kilometer persegi di bagian selatan negara bagian timur laut Borno.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya