Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Kelirumologi Metafora

SABTU, 13 APRIL 2019 | 07:58 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

METAFORA didefinisikan sebagai "pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.

Metafora adalah majas alias gaya bahasa yang membandingkan sesuatu dengan yang lain secara kiasan.

Kiasan


Karena sifatnya kiasan maka keliru apabila memaksakan metamora harus sama dengan kenyataan. Misalnya kalimat "menghafal luar kepala" jelas keliru apabila ditafsirkan sebagai perilaku menghafal secara benar-benar di luar kepala sebab otak terletak di dalam kepala.

Istilah "air putih" sama sekali tidak melukiskan kenyataan air yang layak diminum yang warnanya bukan putih namun sebenarnya tanpa warna alias bening. Air susu lebih layak disebut sebagai air putih sebab warnanya memang putih.
Paduan kata "salah" dengan "satu" menjadi "salah satu" juga sebenarnya membingungkan sebab yang dimaksud dengan yang "satu" justru yang benar bukan salah. Istilah yang lebih tepat ketimbang "salah satu" sebenarnya adalah "satu di antara".

Namun paduan kata "salah satu" sudah kaprah digunakan dalam makna yang disepakati sebagai benar oleh masyarakat sama halnya kata "lagi" sudah dianggap benar sebagai pengganti kata "sedang".

Romantisme

Kata kiasan "sakit hati" secara kaprah digunakan secara keliru dalam maknanya kini disepakati sebagai benar yaitu kiasan merasa tersinggung, terkecewakan, terhina, terkhianati, yang pada hakikatnya kurang tepat sebab fungsi hati bukan psikologis namun biologis untuk antara lain menetralisir racun, mengatur sirkulasi hormon, mengatur komposisi darah yang mengandung lemak, gula, protein dan zat lain.

Maka kiasan "patah hati" secara biologis jelas keliru. Namun istilah "patah otak" memang terkesan kurang romantis ketimbang "patah hati".

Menarik adalah membayangkan bagaimana kenyataan wajah seorang perempuan yang secara romantis dipuja-puji dengan metafora memiliki wajah bak bulan purnama, bibir bak delima merebak, alis bak semut beriring, rambut bak mayang mengurai, mata bersinar seperti bintang kejora, kulit halus bak sutera.

Penulis adalah pendiri Pusat Studi Kelirumologi

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya