Berita

Nasaruddin Umar/Net

Kapan Islam Masuk di AS?

Trend Islam di AS (2)
JUMAT, 12 APRIL 2019 | 08:52 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

DALAM artikel terdahulu dijelaskan AS menga­nut asas keadilan, kebe­basan, dan keterbukaan. Adalah wajar jika para pengungsi membanjiri kota ini karena berbagai alasan. Termasuk yang bermigrasi ke AS ialah orang-orang Islam dari

kawasan Afrika dan Timur-Tengah lainnya. Mungkin di negerinya mengalami tekanan, ketidakadilan, bahkan mungkin di antaranya ada yang sebagai budak yang menginginkan kehidupan alam bebas. Sejak itulah kelompok muslim ada di AS. Semenjak abad ke-16 su­dah tercatat ada orang-orang Islam bermukim dari AS. Gelombang migrasi muslim terbesar ke AS terjadi pada akhir abad ke-19, ketika negeri asal mereka mengalami penjajahan dari negeri-negeri Barat.

Kalangan sejarawan mencatat Islam pertama kali memasuki AS melalui Amerika bagian utara, yaitu dari kawasan Arizona dan New Meksico. Dalam sejarah tercatat sebuah nama terkenal yaitu Álvar Núñez Cabeza de Vaca, yang mungkin tokoh mus­lim pertama memasuki AS. Ia datang ke AS sebagai seorang budak penjajah Spanyol dalam abad ke-16. Seperti kita ketahui, tentara Arab-Muslim pernah menguasai Spanyol selama berabad-abad. Bahkan semenjak tahun 1520-an, budak-budak seperti de Vaca sudah banyak dikirim ke Amerika untuk dipekerjakan di berbagai lahan pertanian. Diperkirakan sekitar 500 ribu orang muslim dikirim ke daerah ini atau 4,4% dari total 11.328.000 jiwa budak yang ada saat itu. Sekitar 50% budak atau tidak kurang dari 200 ribu budak yang di­datangkan berasal dari daerah-daerah yang dipengaruhi oleh Islam.

Dalam sumber lain dikatakan, imigran Muslim paling awal datang ke AS ialah dari kawasan Suria, Yordania, Palestina, dan kawasan Timur Tengah lainnya dalam tahun 1875-1012. Setelah Dinasti Usmaniah runtuh dalam abad ke-13 melalui Perang Dunia I, terjadi gelombang besar-besaran imigrasi Muslim dari Timur Tengah. Dalam waktu bersamaan juga dimulainya kolonialisme Barat di Timur Tengah. Banyak warga muslim bermigrasi ke AS karena di negeri ini lebih menjamin kebebasan, keterbukaan, dan hak-hak kemanusiaan lainnya.

Oleh karena gelombang pengungsian sedemikian banyak memasuki AS, maka dalam tahun 1924 pihak AS menetapkan peraturan baru tentang keimigrasian. Pada tahun 1924, aturan keimigrasian AS disahkan. Di antara isi undang-undang itu membatasi gelombang imigrasi dengan memberlakukan kuota asal negara asal kelompok imigran. Salah satu kesempatan yang pernah ada ialah pemberian kuota bagi negara asal Timur Tengah yang may­oritas beragama Islam dalam tahun 1947-1960, untuk memasuki AS. Periode imigrasi ketiga ini terjadi peningkatan jumlah Muslim yang datang ke AS, yang kini berasa dari negara-negara di luar Timur Tengah. Di bawah kepemimpinan Presiden Lyndon Johnson system kuota ini dihapuskan. Akibatnya imigran muslim dari berbagai negara menyerbu AS. Semenjak itulah Islam di AS terus berkembang.

Satu persatu masjid mulai di bangun di AS sejak itu hingga saat sekarang. Institusi dan sarana peribadatan semakin tumbuh dan berkembang di AS. Masjid, mushalah, dan infrastruktur agama Islam terus berkembang di AS sampai sekarang. Sebagai negara demokrasi, asal memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, tidak ada larangan khusus untuk mendirikan rumah-rumah ibadah. Bahkan kalau perlu pemerintah AS membantu kelancaran pembangunan rumah-rumah ibadah yang dianggap sebagai rumah kemanusiaan di dalam masyarakat. Termasuk yang memanfaatkan kebijakan AS ini ialah komunitas muslim Indonesia di berbagai negara bagian, sudah mendirikan masjid dan mushalah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya