Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Fatamorgana Kampanye Terbuka

SENIN, 08 APRIL 2019 | 10:21 WIB

MASING-masing kubu pendukung pasangan capres-cawapres semakin gencar, saling tanding banyak-banyakan dalam menggalang massa untuk mensukseskan kampanye terbuka (kampanye akbar).

Apakah kampanye terbuka signifikan terhadap tingkat elektabilitas kandidat? kampanye gaya usang "lama" ini sepertinya tidak akan efektif. Hal ini setidaknya didasarkan pada beberapa alasan.

Dalam hasil survei Voxpol Center Research and Consulting juga menunjukan bentuk kegiatan kampanye yang disukai/diinginkan pemilih paling dominan adalah dialog tatap muka/interaktif dengan kandidat sebesar 51,6 persen. Sementara model kampanye seperti rapat akbar/kampanye terbuka dengan pengerahan massa hanya sebesar 10.8 persen, karena kampanye terbuka tidak terlalu disukai pemilih maka cenderung dimobilisasi dan pengaruhnya juga tidak terlalu signifikan, selain memang kampanye terbuka sebagai pertunjukan hiburan rakyat.


Pertama; hanya untuk gagah-gagahan/show off force. Kampanye terbuka seringkali digunakan sebagai ajang gagah-gagahan dan unjuk kekuatan.

Kedua; inefesiensi anggaran. Anggaran/cost yang sangat besar yang dikeluarkan dalam model kampanye semacam ini dan kadang-kadang tidak punya korelasi positif dengan semakin luasnya dukungan politik yang diperoleh masing-masing kandidat.

Ketiga; tidak memperluas basis segmen pemilih. Hadirnya massa dalam jumlah besar tidak menjadi jaminan bahwa kemenangan menjadi milik kandidat tertentu.

Mereka yang hadir sebagian besar sudah dipastikan akan mendukung kandidat yang bersangkutan, sisanya mereka hanya ikut-ikutan dan yang pasti model kampanye semacam ini tidak akan menambah asupan elektoral yang signifikan terhadap kandidat.

Keempat; ilusi merasa menang. Efek psikologis hadirnya massa yang besar di sisi lain juga punya sisi negatif baik terhadap kandidat maupun pendukungnya, mereka merasa dapat dukungan yag besar dan luas dari masyarakat sehingga "perasaan" rasa-rasa akan memenangkan kompetisi semakin memuncak.

Padahal massa yang hadir jika kita bandingkan dengan jumlah persantase pemilih sangat lah sedikit dan belum seberapa dibandingkan yang hadir kampanye terbuka.

Belum lagi, massa yang hadir dalam kampanye terbuka, orangnya "itu-itu saja", kampanye terbuka paslon 01 mereka hadir, begitu kampanye 02 mereka juga hadir, dari massa yang sama, yang penting mereka happy bisa menikmati hiburan dan syukur-syukur dapat uang transportasi.

Harus kita akui, kampanye terbuka sedikit berdampak apabila dipancarkan via serangan udara media sosial dan media mainstream pasca acara di lapangannya apabila tim pasukan udaranya jago mengelola konten dan narasi.

Oleh karena itu, massa yang hadir dalam kampanye akbar bukanlah jaminan, bukanlah ukuran soal menang dan kalah namun memastikan mereka datang ke TPS jauh lebih penting dari pada sekedar berbangga diri dengan jumlah massa besar yang berkumpul di lapangan terbuka.

Pangi Syarwi Chaniago
Analis politik, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya