Berita

People Power versus State in Emergency/RMOL

Politik

Ramai People Power, Pigai Ingatkan Jokowi Bisa Berlakukan State In Emergency

SABTU, 06 APRIL 2019 | 00:40 WIB | LAPORAN:

. Kubu 02 diingatkan untuk tidak hanya larut dalam isu "people power" jika mereka dicurangi dalam Pemilu.

Pasalnya bukan tidak mungkin Joko Widodo selaku presiden akan mengeluarkan maklumat negara dalam keadaan darurat atau state in emergency bila melihat gelagat kalah di Pilpres dan menunjuk seseorang menjadi pemimpin tertinggi di negara ini, atau penggantinya tanpa melalui proses Pemilu.

"State in emergency itu merupakan kewenangan presiden. Kalau dia merasa kalah (di Pilpres), bisa dia lakukan. Jadi people power biasanya dimiliki oleh oposisi, tapi state in emergency oleh orang yang berkuasa," kata mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai dalam diskusi bertajuk "Jaga Netralitas: Tentara dan Polisi Jangan Ikut Kompetisi" di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (5/4).

Ditekankannya, dari perspektif hukum dunia, people power memang dibolehkan. Asalkan dilakukan dengan baik dengan tanpa ada tumpah darah sedikit pun, people power yang benar juga kata dia harus memberi waktu untuk masa peralihan pemerintahan.

Begitu juga, lanjut Pigai, dengan skenario state in emergency yang mungkin saja akan ditempuh oleh Jokowi. Sebab, saat ini saja, para pentolan di kubu 01 begitu bersemangat mengeluarkan komentar miring demi memojokkan people power yang mulanya dipopulerkan oleh Amien Rais itu.

"Ini belum ada apa-apa semua orang bicara tentang people power semua mengomentari, Moeldoko, Wiranto, termasuk Jokowi sendiri (seolah-olah people power merupakan hal yang buruk)," imbuhnya.

Untuk itulah, duganya, pihak 01 tengah membangun skenario besar demi meredam people power. Skenario itu adalah state in emergency. Yang mana dengan itu, Jokowi bisa menunjuk salah seorang untuk menggantikan dia selaku presiden saat negara tengah dalam keadaan genting.

"Apalagi isu khilafah kan naik kan. Ketika opini khilafah naik terus. Ini pesan ke Amerika. Eropa bahwa saya akan keluarkan state in emergency, tolong dukung saya. Akan terjadi peralihan kepada seseorang," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya