Berita

Aung San Suu Kyi/Net

Dunia

Aung San Suu Kyi Berpacu Dengan Waktu Kejar Pertumbuhan Ekonomi Myanmar

SENIN, 01 APRIL 2019 | 19:48 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi saat ini tengah berpacu dengan waktu. Betapa tidak, partainya, Liga Nasional Untuk Demokrasi, akhir pekan kemarin merayakan ulang tahun ketiga kebangkitannya. Ulang tahun itu menjadi pengingat bahwa dia dan partainya hanya memiliki waktu kurang dari dua tahun untuk mendorong perekonomian Myanmar sebelum pemilihan umum berikutnya.
 
Suu Kyi yang mengemban jabatan formal sebagai Penasihat Negara Myanmar diketahui menjanjikan percepatan reformasi serta kemajuan ekonomi. Namun kemajuannya justru melambat selama tiga tahun terakhir.
 
"Di kementerian ada banyak orang yang benar-benar ingin mengubah keadaan, tetapi mereka masih terjebak dalam warisan isolasi selama bertahun-tahun," kata direktur eksekutif di Kamar Dagang Eropa di Myanmar, Filip Lauwerysen, merujuk pada negara itu lima dekade di bawah pemerintahan militer.
 

 
Demokratisasi dan pendakian politik pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu memang telah membangkitkan harapan transformasi ekonomi di Myanmar. Tetapi Lauwerysen mengatakan para pejabat sangat kekurangan dalam hal gaji serta kekurangan staf. Bukan hanya itu, komunikasi antara kementerian dan lembaga pemerintah pun masih kurang.
 
Dia menambahkan, banyak investor asing yang mundur. Komisi Investasi Myanmar menyetujui transaksi senilai 3,4 miliar dolar AS yang melibatkan perusahaan-perusahaan di luar negeri dari April 2018 hingga Februari 2019. Angka itu turun 35 persen pada tahun ini dan hal tersebut adalah penurunan ketiga berturut-turut.
 
Seperti negara berkembang lainnya, Myanmar perlu menarik perusahaan global. Tetapi investor khawatir akan peraturan usang yang telah ada selama beberapa dekade, serta infrastruktur yang tidak memadai seperti listrik dan jalan.
 
Pada saat yang sama, krisis pengungsi Rohingya telah mencoreng reputasi internasional pemerintah Myanmar dan memberi perusahaan alasan lain untuk mengambil langkah mundur.
 
Seorang analis kebijakan anonim dalam sebuah artikel di Nikkei Asian Review, secara sederhana menyimpulkan bahwa pemerintah Myanmar tidak memiliki kemampuan untuk melakukan reformasi.
 
Bukan hanya itu, dalam hal pertumbuhan ekonomi, Myanmar juga tidak memenuhi harapan. Menurut data Bank Dunia, produk domestik bruto negara itu tumbuh 6,8 persen pada tahun fiskal 2017, jauh dari perkiraan 7-8 persen. Langkah ini diyakini telah melambat menjadi 6,2 persen pada tahun fiskal 2018.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya