Berita

Joko Widodo/Net

Dunia

Jokowi Terkesan Tak Punya Arah Dalam Isu Internasional

MINGGU, 31 MARET 2019 | 08:19 WIB | LAPORAN:

Dalam debat keempat semalam, calon presiden petahana Joko Widodo dinilai belum cukup menggambarkan politik luar negeri Indonesia.

"Saya kira belum cukup untuk bisa menggambarkan sebenarnya effort apa sebenarnya yang sudah dilakukan oleh negara," ujar Ketua Prodi Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Minggu pagi (31/3).

Selain itu menurut Yon, Jokowi seharusnya menyampaikan solusi-solusi terhadap isu internasional berikut langkah-langkahnya.


"Yang sudah diambil yang dilakukan seperti apa, kemudian apakah ada pembicaraan khusus antara presiden satu atau presiden yang lain, Jokowi dengan siapa, kemudian dia menginterupsikan kepada menlu melakukan apa," papar Yon.

Ia mengamati selama ini Jokowi belum memberikan pengarahan (direction) sepenuhnya terhadap isu internasional. Sehingga yang lebih banyak menginisiatif adalah Kementerian Luar Negeri (Kemlu).

"Nampak direction dari presiden itu belum muncul. Harusnya pemimpin itu yang memberikan guide, sementara organ yang lain kementerian termasuk Kemlu sebagai ujung tombaknya yang akan melakukan. Nah selama ini nampaknya bahwa inisiatif lebih banyak dilakukan oleh kemlu," tuturnya.

Seharusnya, kata dia, pada debat keempat, Jokowi menyampaikan apa yang akan dicapai dalam hubungan internasional.

Walaupun mungkin saat ini baru pada tahap ini, setidaknya Jokowi punya goal.

"Di akhir bahwa kondisi negara konflik akan seperti ini dan langkah yang dilakukan akan seperti ini. Nah itu yang saya kira belum dielaborasi yang kemudian memperkuat posisi kepala negara di depan kepala negara yang lain," terangnya.

"Oleh karena itu Pak Prabowo mengatakan paling penting adalah bagaimana posisi Indonesia yang lemah itu yang kemudian ya nggak cukup untuk memberikan tekanan hanya dianggap sebagai saran dan lain sebagainya," sambung Yon.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya