Siswa SMA dan SMK mulai Senin hingga hari ini menjalani Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Tak terkecuali siswa berperkara yang menghuni rumah tahanan (rutan). Para anak binaan itu, ada yang ujian di dalam rutan, ada pula di sekolahnya masing-masing.
Selasa siang (26/3), suasana Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II ASalemba di Jalan Percetakan Negara Nomor 88 A Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat terlihat sepi. Tak terlihat kesibukan berarti di rumah tahanan (rutan) khusus anak-anak ini.
"Hari ini ada beberapa anak yang ikut UNBK di dalam (ruÂtan)," ujar salah seorang petugas keamanan, Rizki saat berbincang dengan
Rakyat Merdeka. Tak nampak pemandangan spesial dari penyelenggaraan UNBK yang digelar rutan. Tak ada petugas tambahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di sana. Tanda diharap tenang yang biasa ditempel dekat lokasi ujian juga tak tampak. Namun suasananya tetap sunyi sepi. Petugas keamanan berjaga-jaga seperti biasa di pos.
"Di dalam ada ruang khusus untuk lokasi ujian. Ada belasan komputer di dalamnya," ujar Rizki tanpa merinci jumlah siswa yang mengikuti UNBK.
Berdasarkan pengamatan, bangunan LPKA Kelas II A Salemba diapit dua bangunan besar. Yaitu, Rutan Salemba dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Salemba. Gedungnya berada di tengah-tengah. Tak beÂsar. Hanya satu lantai. Bentuknya sudah lawas. Cat bangunan dominan warna abu-abu. Tapi sudah terlihat kusam.
Masuk ke dalam LPKA Kelas II A Salemba disambut teralis besi. Tingginya 4 meter. Pintu gerbang hanya dibuka sebagian. Hanya cukup untuk hilir mudik kendaraan roda dua. Di belakang gerbang masuk terdapat pos penÂjagaan. Dua petugas terlihat berÂjaga jaga di tempat itu. Mereka mempersilakan tamu masuk ke dalam rutan.
Sayangnya, pengunjung tak bisa masuk terlalu dalam. Hanya bisa sampai di ruang lobby. Ukurannya tidak besar. Di temÂpat ini ada satu petugas yang berÂjaga. Mereka akan menanyakan surat izin agar bisa memasuki lingkungan di dalam rutan. Bila tidak ada surat izin, maka dilaÂrang masuk terlalu dalam.
"Pengunjung dan penghuni ruÂtan tidak bisa sembarang keluar masuk. Mereka boleh keluar saat sidang saja," ujar Rizki.
Rizki mengatakan, selama ujianada petugas yang selau mengawasi. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. "Siswa saat ujian juga memakai seragam sekolah seperti biasa," ucapnya.
Pemandangan dan suasana yang sama pun tersaji di Rutan Anak Depok, Jawa Barat. Bedanya di rutan ini anak yang menÂjadi warga binaan dipersilakan mengikuti UNBK di sekolah asal mereka. Kepala Rumah Tahanan Kota Depok Bawono Ika Sutomo mengungkapkan, tahun ini ada dua narapidana berstatus pelajar yang mengikuti UNBK yaitu, pelajar berinisial SH (17 tahun) dan NW (17 tahun).
Keduanya telah melengkapi seluruh persyaratan administratif yang harus dipenuhi sebelum mengikuti ujian. Persyaratan itu adalah; surat permohonan pihak keluarga, surat keterangan siswa dari sekolahnya, surat keputusan kepala rutan, dan surat sidang rutan kelas II B Depok.
Selama mengikuti ujian, kata Bawono keduanya juga diberikan seragam sekolah. Tidak menggunakan baju tahÂanan. "Mereka kami fasilitasi mengikutiujian di sekolah asal mereka. Seperti pelajar yang lain. Pendidikan merupakan hak warga negara yang tidak boleh dipasung oleh status apapun," ujar Bawono.
Bawono menjelaskan, selama mengikuti ujian, keduanya tetap mendapat pengawasan dari petuÂgas rutan. "Tapi pengawasanya dengan cara soft dan kemanuÂsiaan," ucapnya.
LPKASukamiskin, Bandung juga mempersilakan warga biÂnaannya mengikuti UNBK. Tercatat ada 14 siswa yang mengiÂkuti ujian akhir sekolah itu.
Kepala Seksi Pembinaan LPKA Sukamiskin Bandung Roni Nuryadi mengatakan, tidak ada kendala bagi 14 orang anak warga binaan yang menjalani UNBK.
"Mereka sudah siap menjawab soal-soal dalam UNBK," ujar Roni dalam keterangannya.
Meski para siswa tengah menjalani hukuman, Roni memastikanmereka tetap mendapatkan pendidikan layak dan tetap belajar secara reguler dengan guru-gurunya, meski lokasinya berada di LPKA.
"Kita yang menyiapkan bahÂan-bahannya," ucapnya.
Begitu juga saat menghadapi UNBK. Roni mengatakan tak ada kesulitan yang berarti bagi mereka. "Sebelumnya kita juga memberikan simulasi pada merÂeka," ucapnya.
Dia menyebut ada 14 siswa yang mengikuti UNBK. Rinciannya, 8 orang siswa SMK dan 6 orang siswa SMA. Sebanyak 6 orang mengikuti ujian di salah satu SMK jurusan otomotif di Bandung. Sementara dua lainnya mengikuti ujian di salah satu SMK jurusan pertanian di Lembang. Untuk SMA ke-6 orang warga binaan mengikuti UNBK di salah satu SMA swasta di Bandung.
Latar Belakang
Kami Ingin Tumbuhkan Kepercayaan dan Mengikis Praktik Kecurangan
UNBK dalam sistem pendidikan nasional telah memasuki tahun keempat. Di tahap awal penyelenggaraan di tingkat SMK tercatat sebanyak 1.524.104 murid SMK mengikuti Ujian Nasional.
Ujian yang berlangsung muÂlai Senin (25/3) hingga Kamis (28/3) ini mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan Teori Kejuruan.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Ratiyono mengatakan, UNBK di Jakarta diikuti sebanyak 69.407 siswa, baik swasta maupun negeri. "Kami sudah menyiapkan 1.501 server dan pelaksanaan ujiannya dilakukan di 578 sekolah," ujar Ratiyono.
Ratiyono optimistis proses UNBK tak akan mengalami kendala berarti. Sebab, telah ada tim khusus yang fokus menguÂrusi masalah server. "Empat hari sebelum pelaksanaan dicek oleh tim. Kemudian terus dipantau sampai hari Minggu sebelum pelaksanaan," ujarnya.
Sementara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meÂmastikan pelaksanaan UNBK tingkat SMK berjalan sesuai dengan rencana. "UNBK tahun ini sangat baik tidak ada kendala di lapangan dan tahun ini ada peningkatan 91 persen peserta ujian nasional," ujar Muhadjir.
Meski demikian, kata Muhadjir pelaksanaan UNBK masih terkendala, khususnya daerah yang belum terjangkau jaringan online. "Hanya ada sembilan persen dan tahun depan Insya Allah sudah 100 persen," harap dia.
Muhadjir berharap dengan UNBK akan muncul keperÂcayaan pada ujian nasional utaÂmanya untuk menepis isu miring terkait bocornya soal.
Dia mengklaim UNBK saat ini telah berhasil menghapuskan hampir sekitar 99 persen praktik kecurangan yang dulu biasa terÂjadi. "Dulu praktik kecurangan sangat sistemik dan terstruktur," ungkapnya.
Muhadjir menuturkan dengan tingkat kepercayaan UNBK yang sangat tinggi dan bebas dari praktek kecurangan ini, dampakÂnya sangat positif. Peserta didik menjadi sangat percaya diri menÂjalani ujian yang digelar. "Siswa jadi gembira, nyaman, karena apa yang mereka lakukan itu akan mendapatkan pengakuan dari publik atau pihak yang kelak memanfaatkan hasil ujian nasional mereka," jelasnya.
Dengan sistem UNBK saat ini, Muhadjir menuturkan variasi soal bisa dilakukan dan dibuat berbeÂda-beda satu sama lain. Sehingga kualitas ujian nasional menjadi lebih terjaga selain terpercaya.
"Karena ujian nasional dijamin kejujurannya. Kami memang fokus pada kejujuran dulu, baru secara bertahap dibenahi aspek kualitas ujian nasional," ujarnya.
Terkait pelaksanaan UNBK pada daerah bencana, Muhadjir mengatakan UNBK juga berlaku di daerah bencana. "Semua perÂalatan seperti komputer sudah kita pasok besar-besaran dengan Sumber Daya Manusia (SDM) guru yang juga dilibatkan," pungkasnya.