Berita

Prayuth Chan Ocha/Net

Dunia

Bentuk Front Demokrasi, Tujuh Partai Oposisi Thailand Tuntut Pemerintahan Militer Menyingkir

RABU, 27 MARET 2019 | 20:57 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sebanyak tujuh partai Thailand mengatakan membentuk "front demokrasi" pada hari ini (Rabu, 27/3), setelah pemilihan yang disengketakan. Mereka mengklaim, oposisi memenangkan mayoritas suara di majelis rendah parlemen, dan memiliki hak untuk mencoba dan membentuk pemerintahan.
 
"Kami ingin menghentikan rezim agar tidak berkuasa," kata kandidat perdana menteri Partai Pheu Thai, Sudarat Keyuraphan saat mengumumkan koalisi.
 
Sudarat mengatakan, dengan partai-partai lain, aliansi oposisi akan memenangkan setidaknya 255 kursi majelis rendah. Angka itu dia peroleh berdasarkan perhitungan yang diambil dari hasil parsial.
 

 
"Meskipun saat ini jumlahnya masih bergerak, kami yakin kami akan memiliki setidaknya 255 kursi di antara kami," kata Sudarat.
 
"Kami mendeklarasikan front demokrasi yang menentang aturan militer memimpin mayoritas di DPR," tambahnya seperti dimuat Al Jazeera.
 
Namun, koalisi kemungkinan akan gagal memilih perdana menteri, karena membutuhkan suara gabungan dengan majelis tinggi parlemen, Senat, yang sepenuhnya ditunjuk oleh petahana, Jenderal Prayuth Chan Ocha yang berkuasa sejak menggulingkan pemerintahan pada tahun 2014.
 
Hasil pemungutan suara akhir pekan kemarin masih diselimuti keraguan dengan hasil tidak resmi tertunda hingga setidaknya lusa (Junat, 30/3). Selain itu muncul banyak tuduhan pembelian suara dan penyimpangan dalam penghitungan surat suara.
 
Komisi Pemilihan Umum, yang ditunjuk oleh badan legislatif pilihan pemerintah militer yang berkuasa, menunda rilis perhitungan suara awal pada malam pemilihan.
 
Hasil sebagian masih menunjukkan bahwa partai pro-tentara Palang Pracharat akan memiliki suara yang cukup untuk mempertahankan pemimpin pemerintahan militer Prayuth Chan-ocha sebagai perdana menteri.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya