Berita

Pengamat Timur Tengah, Yon Machmudi/Dok

Dunia

Kelompok Ekstrimisme Marak Karena Banyak Pemuda Galau Terhadap Masa Depan

SELASA, 26 MARET 2019 | 06:22 WIB | LAPORAN:

. Pengikut kelompok ekstrimisme salah satunya White Supremacy (supremasi kulit putih) rata-rata berisi para pemuda yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya.

Kelompok ini terpengaruh untuk menjadi bagian ekstrimisme sebagai tujuan hidupnya untuk mengisi pemikirannya.

Hal itu disampaikan Pengamat Timur Tengah, sekaligus Ketua Prodi Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Senin (25/3).

"Kelompok radikal ini kan rata-rata anak muda, yang kemudian mereka sebenarnya galau terhadap masa depan. Kemudian dikaitkan dengan warisan orang-orang kulit putih sebagai orang-orang hebat, kemudian khawatir bahwa benua mereka nanti akan di ambil alih oleh kelompok-kelompok imigran," jelas Yon.

"Dengan cara dibangkitkan oleh potensi bahwa kehidupan mereka akan terancam, kemudian galau terhadap masa depan, itu kan mereka secara keras didoktrin untuk mengembalikan semacam kejayaan dan memperkuat supremasi kulit putih agar tidak dikalahkan oleh kelompok-kelompok imigran," papar Yon.

Mayoritas para kelompok ekstrimisme berpikir bahwa para imigran telah merebut keyakinan dan keaslian dari suatu wilayah asal kulit putih.

Padahal, mayoritas rata-rata para imigran adalah mereka yang mencoba memperbaiki nasib kehidupannya dengan pengalaman di negeri orang.

"Dan inilah kemudian coba dibangkitkan (kelompok ekstrimisme) dan kita tahu bahwa para imigran itu kan rata-rata orang orang yang ingin memperbaiki nasib hidupnya di negeri orang, orang-orang yang sangat keras dalam bekerja, belajar juga demikian karena dia ingin berprestasi," tuturnya.

Dari kondisi itu, kata Yon, orang-orang kulit putih berpikiran dirinya jadi merasa tidak berdaya dan kalah saing dengan berkembangnya kualitas aspek kehidupan para imigran.

"Nah sehingga menyisakan orang orang kukit putih yang dalam kondisi tidak beberapa tidak merasa berdaya oleh ekspansi para imigran baik dari aspek intelektual maupun juga dari sisi keprofesional pekerjaan," paparnya

"Dari situlah kemudian manifest tentang white supremacy itukan disebar dimana-mana kemudian orang mulai memahami itu dan berusaha melakukan tindakan tindakan yang bisa mengarah kepada tindakan kekerasan dan terorisme," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya