Berita

Tantan Taufiq Lubis/Dok

Politik

Presiden Jokowi, Panglima Diplomasi Terburuk Sepanjang Sejarah RI

MINGGU, 24 MARET 2019 | 15:31 WIB | LAPORAN:

Sejarah membuktikan Presiden Soekarno telah menunjukkan kepada khalayak global menjadi pemimpin Indonesia dengan kualitas world leadership yang mumpuni, skill diplomasi yang luar biasa dan kemampuan retorika yang memukau.

Begitu juga Presiden Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki kelebihan tersendiri dalam takaran yang berbeda sebagai pemimpin NKRI

Wakil Presiden Islamic Conference Youth Forum, Tantan Taufiq Lubis mengatakan, Indonesia pasca SBY hampir dapat dikatakan mengalami kemunduran yang luar biasa dalam politik luar negerinya.


"Ini terjadi tidak hanya karena soal nyali atau sekedar kurang pengalamannya sosok Jokowi sebagai panglima diplomasi, namun juga karena beliau memperlihatkan sikap enggan untuk menghadiri forum-forum internasional serta tidak pro aktif dalam menyikapi isu-isu global yang berkaitan dengan keamanan dunia dan kemanusiaan serta isu lainnya," ujar Taufiq dalam keterangannya.

Jokowi tercatat absen dalam forum General Assembly PBB sebanyak empat tahun berturut-turut. Selain forum PBB, Jokowi juga absen menghadiri KTT negara-negara G-20 yang berlangsung di Buenos Aires, Argentina. Di pertemuan itu, hanya Indonesia yang datang diwakilkan oleh wakil presidennya.

Absennya Jokowi dalam berbagai forum internasional seperti Sidang Umum PBB, menurut Taufiq, menunjukkan bahwa mantan gubernur DKI Jakarta itu tidak menganggap penting membangun dialog, komunikasi antarnegara dan antar pemimpin negara untuk membangun kesepahaman mengenai tatanan dunia yang berkeadilan dan beradab.

"Jokowi seolah memaknai prinsip politik bebas aktif Indonesia itu dengan bebas bolos dan boleh tidak aktif. Jarang sekali publik mengetahui kenapa beliau berhalangan hadir berturut turut dalam forum global," ujarnya.

Padahal, terang Taufiq, dalam UU 37/1999 tentang hubungan luar negeri Indonesia yang menganut paham bebas aktif membutuhkan kebijaksanaan dan inisiatif tinggi presiden sebagai kepala negara sekaligus pemerintahan.

"Pelaksanaan dari kebijakan polugri itu tergantung komando Jokowi," imbuhnya.

Alhasil, Menlu Retno Marsudi yang seringkali hadir menambal sisi lemah diplomasi Presiden Jokowi.

"Dunia berubah begitu cepat, pemerintah juga harus responsif menghadapi nya agar arah kebijakan luar negeri Indonesia tetap mampu menjaga keseimbangan national interest dan global interest," tutupnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya