Berita

Aktivis Lieus Sungkharisma/Net

Politik

Lieus: Survei Kompas Bikin Kubu Jokowi-Maruf Panik Luar Biasa

KAMIS, 21 MARET 2019 | 06:32 WIB | LAPORAN:

Survei terbaru yang dirilis Litbang Kompas Rabu (20/3) terkait elektabilitas pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden jelang Pilpres 17 April 2019, ternyata mendapat tanggapan dari banyak kalangan.

Meski banyak yang kontra, khususnya dari pendukung tim pemenangan pasangan Capres 01 (Jokowi-Maruf), namun tak sedikit yang mengapresiasi survei Litbang Kompas kali ini sebagai kembalinya Kompas dalam rel yang sebenarnya.

"Survei ini menunjukkan Kompas mulai kembali sebagai media yang sesuai dengan motonya, pembawa suara hati nurani rakyat," ujar Koordinator Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi, Lieus Sungkharisma.

Menurut Lieus, survey yang dilaksanakan Litbang Kompas pada 22 Februari 2019-5 Maret 2019 itu menunjukkan jarak elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, semakin tipis.

Seperti diketahui, survei tersebut menyebut, elektabilitas Jokowi-Maruf berada di angka 49,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Sedangkan 13,4 persen responden menyatakan rahasia.

Menurut peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan, survei itu dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,2 persen.

“Jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, hanya tinggal 11,8 persen. Hasil survey ini juga menunjukkan ada penurunan elektabilitas pasangan 01, sebaliknya elektabilitas pasangan 02 mengalami kenaikan,” tulis Bambang.

Atas hasil survei yang dipublikasikan Litbang Kompas itu, beragam reaksi kemudian muncul. TKN Jokowi-Maruf bahkan mengeritik surveyi Litbang Kompas tersebut dan menilai hasil survei itu berbeda dengan survei yang lain.

"Saya kira survei Litbang Kompas ini banyak berbeda dengan rata-rata survei yang lain, dengan waktu yang hampir sama. Misal dengan SMRC," ujar Wakil Ketua TKN, Abdul Kadir Karding.

Namun, berbeda dengan Karding, Lieus  justru mengapresiasi hasil survei Litbang Kompas tersebut. Menurut Lieus, ada yang mulai berubah dari penampilan Kompas belakangan ini. “Saya melihat Kompas sudah mulai cerdas dan jujur membaca fakta. Salah satunya dapat dilihat dari apa yang ditampilkan Kompas melalui survei itu,” katanya.

Lieus menambahkan, Kompas tampaknya sudah mulai paham bahwa realita yang terjadi di masyarakat betapapun tidak bisa lagi ditutup-tutupi dengan survei atau poling-polling yang dimanipulasi.

“Dalam konteks Pilpres 2019, harus diakui rakyat sudah cerdas dan tau mana yang baik untuk masa depan negeri ini,” katanya.

Lieus menambahkan,  akibat survei Litbang Kompas itu, saat ini timbul kepanikan luar biasa di kalangan pendukung Paslon Capres 01.

“Setelah hasil survei itu bocor ke publik, di grup WA beredar kabar sejumlah orang yang dekat Presiden Jokowi langsung bergerak untuk mengumpulkan para pengusaha keturunan Tionghoa. Mereka secara demonstratif dikabarkan akan mendeklarasikan dukungan 10.000 pengusaha kepada Jokowi– Maruf dengan mengerahkan karyawan di perusahaannya masing-masing,” ujar Lieus.

Namun, tambah Lieus, apapun yang akan dilakukan para pengusaha itu, tak akan banyak pengaruhnya bagi rakyat.
“Rakyat sudah tau siapa capres yang terbaik untuk masa depan negeri ini. Sebaliknya, gerakan para pengusaha itu justru semakin menunjukkan kepanikan dan ketakutan mereka jika Jokowi kalah. “Kamsia Pak Jokowi, cukup satu periode aja lah," demikian Lieus.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya