Berita

Foto: Net

Dunia

SURAT DARI WELLINGTON

Kemarahan Tanpa Kebencian

RABU, 20 MARET 2019 | 12:42 WIB | OLEH: TANTOWI YAHYA

TEMAN-temanku yang baik, penembakan di Christchurch masih menimbulkan kesedihan mendalam dan kemarahan seluruh warga Selandia Baru.

Perasaan itu mereka tumpahkan bukan dalam bentuk ajakan kebencian, tapi seruan untuk saling menyayangi. Hari Minggu lalu (17/3) hampir 12 ribu warga Wellington dari berbagai agama dan ras memenuhi sebuah lapangan, bersama-sama berdoa untuk kedamaian mereka yang telah menjadi korban, dan ketabahan mereka yang ditinggalkan.

Jumat besok (22/3), warga Wellington kembali akan berkumpul untuk memperingati seminggu aksi teror tersebut dimana yang perempuan diharapkan untuk  mengenakan tutup kepala seperti hijab sebagai bentuk penghormatan kepada ummat Islam.


PM Jacinda Ardern yang merupakan pemimpin dunia termuda, 38 tahun dan dianggap tidak berpengalaman, menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin yang berani dan berempati. Dalam waktu yang cepat ia mengumumkan ke dunia bahwa penembakan brutal di Christchurch tersebut sebagai Aksi Terorisme. Hal yang tidak dilakukan oleh pemimpin dunia manapun ketika di negerinya terjadi aksi brutal yang memakan korban ummat Islam.

Sehari setelah penembakan ia langsung terbang ke Christchurch menemui para korban dan keluarga korban untuk menunjukkan simpati dan perhatiannya sebagai kepala pemerintahan. Dia peluk keluarga korban dan membisikkan agar tenang dan tabah. Pemerintahnya akan bergerak cepat untuk memastikan semuanya akan kembali normal. Dia pun memberikan jaminan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Ketika Presiden Trump menelponnya dan bertanya apa yang Amerika Serikat bisa lakukan, dia menjawab: “Ramahlah kepada ummat Islam.”

Tak berapa lama Trump bikin Tweet: “I love New Zealand.”

Pasca kejadian, suasana di Selandia Baru berangsur normal meski tetap ada rasa khawatir dan sedih. Tidak ada hoax, tidak ada orang serta kelompok yang mempolitisir keadaan untuk kepentingan tertentu. Tidak ada pula yang maki-maki dan demo untuk melampiaskan kemarahan.

Semuanya mendengarkan dan turut ke Pemerintah karena mereka tahu Pemerintah akan membuat perhitungan ke teroris dengan caranya sendiri.

Penulis adalah Dubes RI untuk Selandia Baru

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya