Berita

Romahurmuziy-Jokowi/Net

Hukum

Penangkapan Romi Bukti Kegagalan Jokowi

SABTU, 16 MARET 2019 | 07:46 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Penangkapan Romahurmuziy oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pukulan telak bagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

"Sekarang masyarakat sudah tahu kalau Pemerintahan Joko Widodo ternyata gagal dalam menciptakan pemerintahan yang bersih," kata Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Arief Poyuono dalam pesan elektronik yang dipancarluaskannya, Sabtu (16/3).

Romi ditangkap KPK lantaran diduga kedapatan melakukan perbuatan pidana korupsi terkait jual beli jabatan di Kementerian Agama. Politisi PPP yang masuk jajaran ring-1 Jokowi itu ditangkap di sebuah hotel di Surabaya.

Penangkapan Romi, kata Arief Poyuono, juga menunjukkan kegagalan Jokowi dalam mewujudkan pemerintahan kredibel dan berkualitas. Ulah Romi membuktikan seseorang menjadi pejabat negara adalah hasil jual beli jabatan.

Jual beli jabatan merupakan sumber awal dari korupsi. Karena untuk mengembalikan uang untuk beli jabatan maka pejabat itu pasti melakukan korupsi. Beda dengan pejabat negara yang mendapatkan jabatannya hasil kemampuan kerja dan prestasi, pasti akan lebih bersih dari korupsi dan punya integritas.

"Jangan-jangan di semua departemen selama era Joko Widodo berkuasa, pejabat-pejabat yang punya posisi tinggi tidak didasari fit and proper test yang transparan, (tetapi) dari hasil jual beli jabatan," seloroh Arief Poyuono.

Dia memastikan praktik jual beli jabatan akan jadi perhatian utama  sekaligus dihabisi sampai ke akar-akarnya jika Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menerima amanah sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024. Prabowo-Sandi juga akan menciptakan sistim up grading pejabat /ASN yang didasarkan pada kapabilitas, kredibilitas, uji publik  dan transparan saat proses fit n proper testnya.

"Sehingga sumber daya manusia yang ada di dalam pemerintahan adalah merka yang punya prestasi, kemampuan tidak disiasiakan akibat jual beli jabatan yang selama ini terjadi di era kangmas Joko Widodo," imbuh Arief Poyuono.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya